Page 209 - Berangkat Dari Agraria
P. 209
186 Berangkat dari Agraria:
Dinamika Gerakan, Pengetahuan dan Kebijakan Agraria Nasional
program ini dapat memperkuat ketahanan pangan karena sektor
pangan terbukti tangguh meski dihantam pandemi.
Program ini menjadi bagian dari program food security,
sehingga Jabar diharapkan bisa mandiri pangan dan tidak perlu
lagi mengimpornya, Selama ini anak muda cenderung tidak
senang kembali dan tinggal di desa, sehingga memicu krisis petani.
Akibatnya, kini sekitar 75% petani usianya di atas 45 tahun. Anak-
anak tak bangga jadi petani, kebanyakan hijrah mencari kerja di
kota.
Semua ekosistem Petani Milenial harus dihadirkan. Mulai
dari pembeli, penyedia lahan, pemberi modal hingga komitmen
perguruan tinggi pengembang teknologi pertanian. Program ini
akan menuntut petani muda mengedepankan teknologi dalam
mengelola produk pertanian dan mengembangkan inovasi untuk
mengubah wajah petani dan pertanian kita.
Tantangan utama
Pada laman petanimilenial.jabar.prov.go.id dituliskan, “Jadilah
penentu kemajuan pertanian masa depan melalui inovasi dan
pemanfaatan teknologi digital. Kamu bisa jadi wajah baru pertanian
modern Jawa Barat yang mandiri, produktif, dan berkelanjutan.”
Di bawah tajuk “Tinggal di Desa, Rezeki Kota, Bisnis Mendunia!”
dijelaskan maksud Program Petani Milenial, yaitu mendorong
regenerasi tenaga kerja di sektor pertanian Jawa Barat memiliki
inovasi, gagasan, dan kreativitas. Hal itu diwujudkan melalui
pemanfaatan teknologi digital, petani milenial akan menggerakkan
kewirausahaan bidang agrikultur yang menjadikan wajah pertanian
menjadi lebih segar dan atraktif untuk bisa berkelanjutan di Jawa
Barat.
Apa saja tantangan bagi pelaksanaan Program Petani Milenial
ini? Sektor pertanian belum menjadi magnet pekerjaan bagi
generasi milenial. Jumlah petani muda di Jawa Barat masih relatif
kecil. Padahal dibutuhkan tenaga baru di bidang pertanian sebagai
sektor penyumbang ekonomi terbesar ke-3 di Jawa Barat. Program