Page 452 - Berangkat Dari Agraria
P. 452
BAB XI 429
Dinamika Jalan Kebudayaan
11.9. Gairah Mudik Lebaran 128
Mudik lebaran sudah menjadi bagian dari ritual kebudayaan
manusia Indonesia. Setelah dua tahun terakhir akibat pandemi
Covid-19 mudik lebaran “dilarang” pemerintah, tahun 2022 mudik
lebaran kembali diperbolehkan. Gairah jelang mudik lebaran pun
merebak.
Seusai memimpin Rapat Terbatas persiapan mudik menjelang
hari raya Idulfitri 1443 H (Kamis, 14 April 2022), Presiden Jokowi
mengumumkan pembolehan mudik lebaran. Menimbang
terkendalinya pandemi Covid-19, pemerintah membolehkan
perjalanan mudik lebaran agar masyarakat dapat merayakan hari
raya bersama keluarga dan sanak saudara di kampung halaman.
Presiden pun mengingatkan warga agar tetap waspada. Jangan
sampai mudik lebaran memicu gelombang baru penularan Covid-19.
Arus mudik tahun ini diperkirakan akan sangat besar. Di Pulau
Jawa saja, diperkirakan sekitar 23 juta mobil pribadi dan 17 juta
sepeda motor yang akan melakukan perjalanan mudik. Artinya, 100
juta orang lebih akan mudik.
Makna lebaran
Memaknai lebaran setelah Ramadan, dapat dipilah menjadi dua
makna, yakni makna religi dalam perspektif keagamaan, dan makna
sosial dalam konteks relasi budaya yang berkembang di masyarakat.
Pertama, makna religi dalam perspektif keagamaan Islam,
lebaran menjadi puncak dari ibadah puasa Ramadan. Setelah sebulan
penuh menjalani puasa dan ibadah lainnya yang disunahkan, lebaran
menjadi penutup puasa di penghujung Ramadhan.
Sebulan kaum muslim menahan haus dan lapar di siang hari
serta menahan godaan dari hawa nafsu yang melekat dalam tubuh
dan jiwa manusia. Puasa yang bermakna pengendalian diri telah
membuat kaum muslim menahan diri dari desakan hawa nafsu.
Dengan puasa, kaum muslim dibiasakan menghidari perselisihan.
128 Pikiran Rakyat, 26 April 2022.