Page 193 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 193

Mochammad Tauchid

            kampong atau meunasah.
                Batas Mukim dan daerah Ulubalang itu sampai ke laut,
            tetapi tidak masuk dalam salah satu Mukim atau daerah
            ulubalang, tetapi masuk dalam daerah Sagi. Semua penduduk
            boleh mengambil hasil dan menangkap ikan di pesisir itu.
            Tanah-tanah yang sudah pernah dikerjakan dan masih ada
            bekas-bekas pembukaan tanah, boleh dijadikan tanah milik
            perseorangan.
                Di kampung-kampung Mukim XXV terdapat sebidang
            tanah yang dijadikan tanah wakaf untuk persediaan kuburan
            bagi dari orang lain tempat. Pohon buah-buahan yang tumbuh
            di sana juga menjadi milik orang banyak.
                Di sana terdapat “tanah Raja” yaitu 7 deupa meunara
            sepanjang pinggir sungai Aceh dan umong sara’. Tujuh deupa
            meunara ditanami buah-buahan. Semua orang boleh mele-
            watinya boleh mengambil buah-buahan tersebut.
                Karena banjir dan lain-lain, maka tujuh deupa meunara
            ini hampir sudah tidak ada lagi.
                Umong sara’ atau sawah Sultan terdapat di daerah Sagi
            XXV. Mukim desa-desa sebelah selatan, dan pulau-pulau yang
            termasuk di situ. Luas umong tidak dapat diterangkan, karena
            belum dijalankan pengukuhan.
                Sawah-sawah yang sudah tidak nampak bekas-bekasnya
            pembukaan tanah, terutama kalau pematangnya sudah rata
            dengan tanah dianggap sudah tak ada yang memiliki dan sudah
            dapat kembali kepada negeri.


            Hak Tanah di Sa’dan
                Menurut adat dan peraturan di daerah Sa’dan, (Sulawesi
            Tengah, Toraja), tanah dan tegalan dianggap milik bersama.

            172
   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198