Page 202 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 202
Masalah Agraria di Indonesia
sebelumnya masuk kawedanan lain-lainnya.
Kadipaten sebagai keraton dalam bentuk yang kecil,
Departemen dari Putera Mahkota, pegawai-pegawainya dipim-
pin oleh seorang Kliwon dan Patih Kadipaten dengan tingkat
Bupati Anom, tetapi dengan gaji sama dengan Bupati Nayaka.
Kepatihan merupakan departemen urusan pemerintahan
umum seluruh kerajaan. Dibagi lagi menjadi golongan-go-
longan yang dibagi-bagi menjadi : wijen, kebayangan, keme-
tiran, mantri gawen, macanan, carikan. Sebelum Mei 1921
termasuk juga abdi dalem Gowong (tukang kayu) dan abdi
dalem Mergangsa (tukang membuat gamelan). Masing-masing
dengan pimpinan seorang yang di bawah seorang wedana.
Tiap-tiap golongan mempunyai daerah lingkungan ke-
diaman dalam kota sebagai tanah golongan, dengan adanya
kampung : Mijen, Kebayanan, Kemetiran Mantrigawen, Ma-
canan, Carikan, Gowongan, dan Mergangsan, yang menjadi
tempat kediaman pegawai dalam satu macam jawatan (go-
longan) yang mempunyai kawedanan cangkok.
Pengulon di bawah Kyai Penghulu mempunyai daerah
kediaman terletak di kanan kiri mesjid besar yang dinamakan
kampung Kauman. Kemudian ditambah dengan kampung
Karangkajen yang terletak di luar kota sebelah selatan perba-
tasan dengan kota.
Kawedanan Kori dipimpin seorang Bupati yang mengatur
dan mengurus semua surat-surat yang keluar masuk dari dan
untuk Sultan. Hal ini merupakan suatu kemajuan saat dalam
pemerintahan Keraton Yogyakarta sejak zaman Hamengku
Buwono II pada kira-kira tahun 1800.
Di beberapa tempat dalam lingkungan beteng yang
mengelilingi keraton yang luas itu terdapat kampung-kam-
181