Page 268 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 268
Masalah Agraria di Indonesia
Dengan angka-angka di atas nampak betapa besarnya
golongan tani yang tidak mempunyai tanah dan kuli, yang
kedua-duanya merupakan 37,8% dari penduduk.
Jumlah ini bersama-sama dengan tani miskin dan semi
proletar merupakan 65% dari jumlah penduduk desa, sebagai
jumlah yang terbesar. Pamong-pamong desa, pegawai dan
guru-guru agama bersama dengan tani kaya yang sangat
sedikit jumlahnya merupakan 6,5% dari penduduk.
Nampak perbedaan yang jauh antara yang dinamakan
petani kaya dengan penghasilan 1090 rupiah per satu tahun,
dengan petani pertengahan yang jumlahnya hampir 20%
dengan penghasilan 300 rupiah per 1 tahun. Dan sejalan
dengan pembagian di kalangan petani, begitu juga yang terjadi
di kalangan pedagang dan pengusaha lainnya dalam dua
golongan, dengan masing-masing berpenghasilan rata-rata
1130 rupiah (pedagang besar) dan 248 rupiah (pedagang
kecil). Golongan pedagang besar hanya merupakan 0,3 % saja.
Pedagang dan pengusaha kecil hanya merupakan 5,9%.
Menurut laporan dari penyelidikan Panitia yang diangkat
dengan keputusan pemerintah 13 Februari 1927, keadaan dari
7 distrik di Sumatera Barat (dengan dasar ukuran daftar Meyer
Ranneft di atas), ditunjukkan dengan angka-angka di bawah
ini:
Dalam %
1 Pegawai, pamong-pamong desa dan guru agama 1,91
2 Pekerja tetap pada onderneming asing 0,30
3 Tani kaya
a. mengusahakan tanaman bahan makanan 2,53
b. mengusahakan tanaman bahan perdagangan 0,90
4 Tani pertengahan
a. mengusahakan tanaman bahan makanan 25,02
247