Page 266 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 266
Masalah Agraria di Indonesia
nisasi penjualan hasil yang menyebabkan harganya rendah.
Harga-harga barang hasil bumi lainnya didasarkan pada
harga padi sebagai hasil bahan makanan pokok. Sedang
harga padi dulu tergantung dari pasar beras di India Bela-
kang. Di sana penanaman padi dijalankan dengan intensif
dan dengan sistem deelbouw dan pacht dengan tidak
mengeluarkan modal. Hasilnya berlebih-lebihan dari
keperluannya, hingga dapat dijual dengan harga yang sangat
rendah. Hal ini menyebabkan rendahnya harga padi (beras)
di sini yang diusahakan dengan cara primitif dan tradisio-
nal.
Dengan begitu, maka penghasilan rakyat tani Indonesia
sangat rendah. Angka-angka statistik tahun 1939 menggam-
barkan hasil pertanian rakyat Indonesia (sudah termasuk
hasil bahan perdagangan) hanya f 607.000.000 dari Jawa
dan Madura, f 512.000.000 dari luar Jawa, atau rata-rata
penghasilan satu jiwa tani hanya f 19,30 dalam satu tahun
untuk Jawa dan f 31,90 untuk petani luar Jawa, atau rata-
rata 5 - 9 sen seorang sehari.
Kemiskinan tani Indonesia dapat juga ditunjukkan dengan
angka-angka dari hasil penyelidikan di beberapa tempat di
Indonesia. Menurut penyelidikan tahun 1925 atas beberapa
daerah di Jawa menunjukkan bahwa 71 % dari penduduk
tidak mempunyai ternak, 7% mempunyai seekor kerbau
atau lembu, 10% mempunyai 2 ekor ternak, dan 11, 6 %
mempunyai lebih dari 2 ekor. Perhitungan ini didasarkan
atas rata-rata semua penduduk. Kalau dikira-kirakan bahwa
75% penduduk adalah orang tani, maka di antara para peta-
ni terdapat 61,9 % yang tidak mempunyai ternak, 9,3 %
mempunyai seekor, 13,3% mempunyai 2 ekor dan 15%
245