Page 267 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 267
Mochammad Tauchid
mempunyai lebih dari 2 ekor.
Penyelidikan dibeberapa tempat lainnya di Jawa menun-
jukkan kekurangan tani akan ternak. Di 3 distrik daerah
Banyumas menunjukkan angka-angka: 80% dari penduduk
tidak mempunyai ternak, 4% mempunyai seekor, 5% mem-
punyai 2 ekor dan 11% mempunyai lebih 2 ekor.
Angka-angka ini membuktikan bahwa golongan tani yang
terbesar adalah tani miskin yang tidak mempunyai ternak.
Ternak yang tidak banyak itu, tidak semua dipergunakan
untuk keperluan pertanian, juga dipergunakan untuk keper-
luan angkutan di perusahaan asing. Kekurangan ternak dan
alat-alat pertanian lainnya menyebabkan hasil pertanian-
nya berkurang.
Laporan Dr. J.W. Meyer Ranneft tahun 1925 tentang kemak-
muran rakyat yang diambil dari penyelidikan dan perco-
baannya di beberapa desa di beberapa daerah di Jawa,
menunjukkan keterangan pembagian penduduk desa di
Jawa menurut golongan pekerjaan dan penghasilannya se-
bagai berikut:
Prosentase Penghasilan
1 tahun (rupiah)
1. Pegawai, pamong-pamong desa dan guru 4 -
agama
2. Pekerja tetap pada Perusahaan Barat dan 2,4 370
Tionghoa
3. Tani kaya 2,5 1090
4. Tani pertengahan (tani sedang) 19,8 300
5. Tani miskin 27,1 147
6. Pemaro yang tidak punya tanah 3,4 118
7. Pekerja tani pada perusahaan Indonesia 12,4 101
8. Pedagang besar dan kaum industri 0,3 1130
9. Pedagang kecil dan industri kecil 5,9 248
10. Kuli 19,6 120
11. Lain-lain 2,6 -
100 -
246