Page 687 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 687
Masalah Agraria
yang berasas kemanusiaan, Kepala Negaranya masih dipanggil
Paduka Yang Mulia (P.J.A.) dan menterinya di panggil “Yang
Mulia” untuk membedakanya dengan rakyat ‘yang hina’.” 53
Tauchid melontarkan kritik terhadap sistem dan kecende-
rungan pendidikan di masa itu (1967) yang kondisinya tidak
terlalu jauh berbeda dengan pola pendidikan yang sekarang
sedang berlangsung. Ia melihat bahwa setelah masa kemer-
dekaan sekalipun belum banyak perubahan dalam usaha pen-
didikan untuk rakyat. Kondisi-kondisi itu diantaranya adalah:
a. Tujuan orang menyekolahkan anaknya masih seperti dulu
yaitu demi mendapatkan ijazah, diploma untuk menjadi
pegawai yang dulu namanya priyayi. Orang masih meng-
gantungkan nasib; dan
b. Keadaan ini menimbulkan adanya perdagangan diploma
(ijazah) palsu dari perusahaan-perusahaan diploma gelap.
Pembocoaran ujian dan pemalsuan ijazah berlaku terus
menerus sejak pemerintah menyelenggarakan ujian negara.
Orang manilai keadaan ini sebagai krisis moral dan akhlak
anak didik padahal sumber masalahnya adalah politik
penyelenggaraan pendidikan pemerintah.
c. Terjadi intellectueele urbanisatie, yaitu kaum intelektual
berkumpul di kota dan tak mau ke desa, meninggalkan de-
sanya di belakang.
d. Penggangguran yang membengkak yang timbul dari adanya
pendidikan yang diarahkan untuk menjadi pekerja teknis
tetapi tidak mampu menciptakan karya-karya baru dari kre-
atifitasnya. Sehingga semua lulusan bergantung pada keter-
53 Mochammad Tauchid, Tugas Taman Siswa dalam Pembangunan Masyarakat
Baru,.. Ibid. hlm. 27-29.
666