Page 683 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 683

Masalah Agraria

                orang lain dan pemuda-pemuda murid-murid saja bertem-
                pur melutjuti sendjata Djepang, saja turut djuga mengantar
                makanan untuk anak-anak jang bertempur itu, memilih
                tempat jang djauh dari asal peluru, jang bisa bikin mati
                orang. Garis belakang penting !!!”
                “’Jang muda-muda di garis depan. Nanti kalau jang muda
                sudah habis, bapak baru madju’, kata anak murid saja.
                ‘Betul nak, saja do’akan kamu djangan habis, dan pertjaja
                tidak akan habis’ (…….agar saja tak usah madju bertem-
                pur).” 48
                                   *******
                Tampaknya Tauchid meyakini bahwa kemerdekaan harus
            diwujudkan setidaknya dalam dua wilayah; yang pertama di
            dalam dan melalui pendidikan, yang kedua menjamin kehi-
            dupan yang layak dan sejahtera bagi petani melalui penataan
            sumber-sumber agraria secara adil. Pendidikan, sebagaimana
            di Taman Siswa harus diarahkan untuk mencetak jiwa-jiwa
            yang merdeka. Pendidikan seperti itulah yang seharusnya
            menjadi bentuk dan pola pendidikan bagi rakyat Indonesia.
            Tidak terkecuali para petani, mereka harus pula menjadi peta-
            ni yang mengerti hak dan kewajibanya sebagai warga negara.
            Karena petani yang tidak mengerti hak dan kewajibannya
            justru akan terus menerus berada dalam kondisi yang terping-
            girkan. Visi ini terlihat mengkristal dan teraktualkan ketika ia
            keluar dari BTI dan memilih mendirikan GTI. Perpaduan anta-
            ra jiwa seorang pendidik dan jiwa seorang aktivis pergerakan
            menyatu dalam visi organisasi baru yang kemudian didiri-
            kannya ini. Tidak aneh jika pujian diberikan kepadanya,

                “Pak Tauchid bukan seorang sosiolog pedesaan karena
                pendidikan beliau secara formal adalah pendidikan guru.

            48  Mochammad Tauchid,  Renungan Taman Siswa, Op cit. 333.

            662
   678   679   680   681   682   683   684   685   686   687   688