Page 684 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 684
Biografi Singkat Penulis
Namun apabila kita membaca buku beliau ini [Masalah
Agraria], Pak Tauchid mampu memahami masalah dasar
yang dihadapi petani Indonesia.” 49
Visi pendidikan sebagai gerakan, dan sebaliknya gerakan
sebagai pendidikan, sejalan dengan visi PNI Baru yang diben-
50
tuk oleh Hatta dan Syahrir. Dalam catatan sejarah disebutkan
bahwa setelah PNI dibubarkan ada kehendak untuk membuat
partai baru. Pada mulanya sebelum PNI baru terbentuk, gera-
kan ini menyebut dirinya “Golongan Merdeka”. Sejak Juni 1931
Hatta dan Syahrir menunjukan dukungan bagi Golongan
Merdeka tersebut. Pada Agustus 1931 melalui siaran pers yang
ada di Indonesia, Hatta menjelaskan konsep “sociale peda-
gogie”. Istilah tersebut bukan berarti pendidikan sosial, me-
lainkan pendidikan rakyat di bidang politik, sosial, dan eko-
nomi, sehingga tahu harga diri dan hak-hak mereka. PNI yang
dimaksud adalah Pendidikan Nasional Indonesia, yang lebih
dikenal dengan PNI-Baru yang merupakan keputusan dari
Konferensi yang diadakan di Yogyakarta, 25-27 Desember
1931. Tugas utama PNI-Baru adalah mendidik calon pemimpin
pergerakan kebangsaan.
Dedikasi Tauchid untuk pendidikan sungguh luar biasa.
Hal itu terbukti ketika pada 1959 Konstituante dan PSI dibu-
barkan Soekarno, bersamaan dengan itu pula terjadi perma-
salahan di Taman Siswa yang membuatnya harus terlibat
menyelamatkan almamaternya dari kooptasi orang-orang
komunis. Taman Siswa dibentuk bukan untuk satu golongan
49 Loekman Soetrisno, “Pak Tauchid sebagai Teman Petani”, dalam Prospek
Pedesaan, PSPK, UGM, 1991, hlm. 13.
50 Lihat Parakitri T. Simbolon. Menjadi Indonesia Jakarta: Kompas,2007. hlm.
374-380. Lihat juga catatan kaki terkait no. 278-280.
663