Page 685 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 685
Masalah Agraria
tetapi lintas golongan, siapa saja boleh menempa diri di Taman
Siswa tanpa harus membawa-bawa dominasi kelompok. 51
Karena yang ingin dibentuk dan dikembangkan adalah jiwa-
jiwa merdeka dari penindasan apapun terutama penindasan
kolonial. Hal inilah yang kiranya mendorongnya untuk
“menyelematkan” Taman Siswa yang sangat dicintainya. 52
Tidak hanya seorang praktisi pendidikan yang hanya tahu
bagaimana menyampaikan pelajaran, ia juga adalah seorang
pemikir pendidikan. Bagaimana pemikiran Tauchid terkait
dengan masalah pendidikan? Setidaknya ada empat tulisan
Tachid yang diterbitkan Taman Siswa berkaitan dengan perso-
alan pendidikan. (1) Perguruan Partikelir, Kedudukan dan
Tugasnya dalam Masyarakat Dulu, Sekarang, dan Yang Akan
Datang (1955). Buku ini tulisnya untuk menanggapi pema-
haman yang kurang tepat tentang peranan dan kedudukan
perguruan partikelir. (2) Perjuangan dan Ajaran Hidup Ki
Hadjar Dewantara (1963). Buku ini secara khusus didedika-
sikan untuk mengenang sang Guru Taman Siswa. Bukan seba-
gaimana buku biografi, buku itu lebih menekankan pandangan
hidup, cita-cita, dan perjuangan Ki Hajar dalam bingkai perju-
51 Salah satu masalah yang mendorong orang-orang Taman Siswa begitu gigih
mempertahankan adalah ketika orang-orang PKI ingin mengganti salah satu
asas Taman Siswa dengan menghilangkan asas berdasar kepada Ketuhanan
Yang Maha Esa. Mochamad Tauchid, Tugas Taman Siswa dalam Pembangunan
Masyarakat Baru. Yogyakarta: Majaelis Luhur Taman Siswa, 1967. hlm. 17
52 Surjomihardjo secara lebih detail menguraikan bagaimana perebutan
pengaruh itu terjadi antara orang-orang Taman Siswa termasuk Tauchid dan
kelompok yang ingin menjadikan Taman Siswa sebagai underbouw komunis.
Selengkapnya lihat Abdurrachman Surjomihadjo, Ki Hadjar Dewantara dan
Taman Siswa dalam Sejarah Indonesia Modern (Jakarta: Sinar Harapan, 1986)
hlm. 174-186. Tauchid juga menceritakan peristiwa ini dalam Tugas Taman
Siswa dalam Pembangunan Masyarakat Baru,..Ibid. hlm. 16-19
664