Page 682 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 682

Biografi Singkat Penulis

                sebuah majalah pendidikan semi resmi milik Taman Siswa
                dengan gaji f 15.-(lima belas rupiah). Majalah ini langsung
                dibawah pimpinan Ki Hajar sendiri. Di sinilah Tauchid menjadi
                semakin dekat dengan Ki Hajar “jang dikagumi orang seluruh
                Indonesia”. Satu ketika Tauchid menuliskan kesannya atas gu-
                runya itu. “Jang lekas saja kenal, jaitu Ki Hadjar biasa bangun
                siang”. Kebiasaan ini seringkali membuat orang-orang me-
                nunggunya saat di Kongres Taman Siswa, “karena bangunnya
                terlambat”. Masih tentang Ki Hajar, Tauchid menulis, “ada
                lagi kebiasaan Ki Hajar, kalau di belakang lamanya bukan main.
                Orang biasa tentu tidak akan pertjaja, bahwa Ki Hajar sering
                minum kopi dan membaca koran di kamar ketjil”. 47
                    Membaca tulisanya Renungan Untuk Taman Siswa yang
                ditulisnya di Bogor tahun 1952 itu sangat berbeda dengan
                tulisan-tulisanya yang lain. Tulisan lainnya seperti karya ini
                (Masalah Agraria: Sebagai Masalah Penghidupan dan Ke-
                makmuran Rakyat) yang ditulisnya dalam waktu yang hampir
                bersamaan (1952) terasa sangat serius, mendalam, detail, dan
                padat; seolah mengesankan Tauchid adalah sosok yang ber-
                penampilan serius, tidak banyak bicara, terus-menerus mem-
                baca, berpikir, dan tekun mencermati data-data. Tetapi kalau
                membaca tulisanya yang diperuntukkan bagi Peringatan 30
                tahun Taman siswa (1922-1952) terasa sangat cair, renyah,
                jujur apa adanya, suka bercanda, tetapi tetap serius dan de-
                tail. Simak saja ketika ia bercerita tentang apa yang dilaku-
                kannya ketika orang pada sibuk di masa revolusi yang gempita
                itu.

                    “dalam kesibukan revolusi, saja ikut sibuk-sibuk juga. Kalau

                47  Ibid. 329.

                                                                   661
   677   678   679   680   681   682   683   684   685   686   687