Page 681 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 681
Masalah Agraria
piuh dijalankan secara bersama-sama.
Menjadi guru di Taman Siswa tidaklah ringan, begitu kira-
kira pengakuan Tauchid satu saat ketika ia bercerita tentang
peran seorang guru Taman Siswa di masyarakat. “Jam kerja
Taman Siswa itu 24 jam, dipergunakan untuk mengajar di kelas
dan di luar kelas. Bekerja dalam masyarakat itu termasuk tugas
Taman Siswa yang kewajibanya tidak terbatas oleh dinding
perguruan saja”. Karena itu, orang Taman Siswa dianggap ser-
ba tahu segala hal sehingga banyak “soal-soal yang dibebankan
kepada guru Taman Siswa di kota kecil” itu. Mulai masalah
persewaan tanah sampai soal perhitungan hari perkawinan.
Dengan pola yang seperti ini, seorang guru Taman Siswa seolah
diharuskan tidak hanya berempati tetapi dituntut untuk ter-
libat dalam problem yang dihadapi masyarakat. 45
Beragamnya persoalan yang dihadapi rakyat Indonesia
mendorong seorang Tauchid untuk mencari penyebabnya,
bagaimana mencari jalan keluarnya, dan dengan cara bagai-
mana rakyat Indonesia dapat lepas dari belenggu kebodohan
dan kemiskinan. Sebab itu Tauchid merasa tidak cukup jika ia
terus menerus berada di “kota kecil” itu dimana ketersediaan
buku-buku sangat terbatas sedangkan persoalan sosial yang
harus dijawab semakin sulit. Kenapa kemudian ia pindah ke
Yogyakarta? Tauchid menyebutkan, “saya pindah karena
alasan melanjutkan pelajaran. Saya takut lama-lama di tempat
semula, kalau-kalau ketahuan bodoh saya”. 46
Kesukaanya dalam dunia tulis menulis betul-betul tersa-
lurkan di Taman Siswa Mataram (Yogyakarta). Mula-mula ia
dipercaya menjabat sebagai sekretaris redaksi dan direksi
45 Mochammad Tauchid, Renungan Taman Siswa, Op cit. 316-317.
46 Ibid. 328.
660