Page 31 - Pengantar Hukum Tata Negara
P. 31

20    Dian Aries Mujiburohman


            tugas, wewenang, dan cara badan-badan itu menjalankan tugasnya,
            sedangkan bagian lain yang lebih terperinci itu dimasukkan dalam
            bidang hukum administrasi negara.
                Van der Pot juga tidak membedakan secara tajam antara hukum

            tata  negara  dan  hukum  administrasi negara  karena  perbedaan
            secara prinsipil tidak menimbulkan akibat hukum. Jika pun hendak
            diadakan  pembedaan  yang tegas  di antara  keduanya, maka  hal
            itu  hanya  penting untuk  ilmu  pengetahuan, sehingga  ahli hukum
            dapat memperoleh gambaran mengenai keseluruhan sistem hukum
            yang bermanfaat. Begitu pula Vegting ketika menyampaikan pidato
            jabatannya dengan judul “Plaats en aard van het Administratiefsrecht”,

            menjelaskan  bahwa  hukum  tata  negara  dan  hukum  administrasi
            negara  mempunyai lapangan  penyelidikan  yang sama. Perbedaan
            keduanya hanya terletak pada cara pendekatan yang dipergunakan
            oleh  masing-masing ilmu  pengetahuan  itu. Hukum  tata  negara
            berusaha  mengetahui seluk  beluk  organisasi negara  dan  badan-
            badan lainnya. Sedangkan, hukum administrasi negara menghendaki
            bagaimana caranya negara serta organ-organ negara itu menjalankan
            tugasnya. Artinya, bagi Vegting, hukum  tata  negara  mempunyai
            obyek  penyelidikan  yang berkenaan  dengan  hal-hal yang pokok

            mengenai organisasi Negara, sedangkan objek penyelidikan hukum
            administrasi negara adalah peraturan-peraturan yang bersifat teknis.
                Menurut Philipus M. Hadjon, tidak ada pemisahan yang tegas
            antara hukum tata negara dan hukum administrasi negara. Hukum

            administrasi negara  melengkapi hukum  tata  negara, disamping
            sebagai intrumental juga   menetapkan   perlindungan  hukum
            terhadap keputusan-keputusan penguasa. 28





            28  Philipus  M. Hadjon  dkk, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia:
                Introduction to the Indonesian Administrative Law, (Yogyakarta: Gajah
                Mada University Press, 2008), hlm. 48.
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36