Page 81 - Pengantar Hukum Tata Negara
P. 81

70    Dian Aries Mujiburohman


            c)  Fungsi pengatur  hubungan  kekuasaan  antar  organ  negara
                dengan warga negara.
            d) Fungsi pemberi atau   legimitasi terhadap  kekuasaan  negara
                ataupun kegiatan penyelengaraan kekuasaan negara.
            e)  Fungsi penyalur  atau  pengalih  kewenangan  dari sumber
                kekuasaan  asli (yang dalam  sistem  demokrasi adalah  rakyat)
                kepada organ negara.

            f)  Fungsi simbolik  sebagai pemersatu  (Symbol of unity) sebagai
                rujukan  identitas  dan  keagungan  kebangsaan  (identity of
                nation) serta sebagai center of ceremony.
            g)  Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat (Social control)
                baik dalam arti sempit hanya dibidang politik, maupun dalam
                arti luas mencakup bidang sosial dan ekonomi.
            h)  Fungsi sebagai sarana perekayasa dan pembaharuan masyarakat

                (social engineering atau social reform)


            3.  Klasiikasi Konstitusi

                Carl Schmitt  dalam  bukunya  “Verfassungslehre”  membagi
            konstitusi dalam  empat  bagian  antara  lain: (a) Konstitusi absolut
            (      verfassung);  (b) Konstitusi relatif (relative begrif

            der verfassung); (c) Konstitusi positif (positive begrif der verfassung);
            (d) Konstitusi ideal (ideal begrif der verfassung). 109
                Konstitusi dalam  arti absolut  (      Verfassung)
            ialah: (1) konstitusi sebagai kesatuan  organisasi yang nyata
            mencankup semua bangunan hukum dan semua organisasi yang ada
            dalam negara, (2) konstitusi sebagai bentuk negara. Bentuk negara

            itu bisa demokrasi atau monarki. Sendi demokrasi adalah indentitas,
            sedangkan  sendi monarki adalah  representasi. Demokrasi, baik


            109  R.G. Kartasapoetra, Sistematika Hukum Tata Negara, (Jakarta: Rineka
                Cipta, 1993), hlm.18. lihat  juga  Sumbodo  Tiko, Hukum Tata Negara.
                (Bandung: PT Eresco,1988), hlm 121.
   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86