Page 85 - Pengantar Hukum Tata Negara
P. 85

74    Dian Aries Mujiburohman


                Srilangka, Taiwan, Tajikistan, Thailand, Tongo, Turnisia,
                Turkenistan, Turki, Ukraina dan Vietnam.
            2)  Istilah  Revision  sebagai berikut; Albania, Belanda, Burundi,
                Cape  Verde, Centrafriquel/Afrika  tengah, Chad, Comores,
                Gabon, Guinea Rep, Iran, Irlandia, Jibouti, Latvia, Mali, Maroko,
                Mauritania, Monaco, Muldova, Pantai Gading, Portugal,
                Romania, Swiss, Timor Leste.

            3)  Istilah  Alteration seperti Armenia, Zimbabwa.
            4)  Negara-negara yang mengunakan istilah Reform adalah negara
                Elsavador.
            5)  Istilah  Change, negara  Mecedonea,  Istilah  Modiied,  negara
                Irak, istilah Review, negara Syiria.
            6) Mengunakan    dua  istilah  sekaligus  yakni amendment-revision
                adalah negara Philipina dan Rwanda.



                Dalam  kajian  hukum  tata  negara  dikenal adanya  dua  cara
            perubahan  UUD 1945 sebagai konstitusi yang tertulis. Pertama,
            perubahan  yang dilakukan  menurut  prosedur  yang diatur  sendiri
            oleh UUD atau dilakukan tidak berdasarkan ketentuan yang diatur
            dalam UUD. Cara pertama biasa disebut dengan istilah “verfassung
            anderung”  cara  ini disebut  cara  konstitusional, sedangkan  yang
            kedua  biasa  disebut  “verfassung wandlung” atau  disebut  juga  cara
            yang bersifat  ‘revolusioner’. Kedua,  perubahan  itu  sendiri dapat

            dilakukan; a). melalui ‘pembaharuan naskah’; b). melalui ‘pergantian
            naskah’ lama dengan naskah yang baru; c). melalui naskah tambahan
            (annex atau adendum)  yang terpisah  dari naskah  asli UUD yang
                                                            116
            menurut tradisi Amerika Serikat disebut amandemen.  Lebih lanjut
            Jimly berpendapat, yang dimaksud dengan mengamandemen adalah




            116  Jimly  Asshiddiqie,  Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi;
                Serpihan Pemikiran Hukum, Media dan HAM,  Cetakan  Pertama
                (Jakarta: Konstitusi Press, 2005), hlm. 97-98.
   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90