Page 80 - Pengantar Hukum Tata Negara
P. 80

Pengantar Hukum Tata Negara  69


                  Pembatasan  kekuasaan  sebagai salah  satu  ciri negara  hukum
              (rechstaat). ciri-ciri hukum sebagai dikatakan oleh Friedrich Julius
              Stalh: (a) Pengakuan terhadap hak-hak azasi manusia. (b) Pemisahan
              kekuasaan  negara. (c) Pemerintahan  berdasarkan  undang-undang,
              dan (d) Adanya peradilan Adminstrasi. 106

                  A.V. Dicey  dari kalangan  Anglo  Saxon, memberikan  ciri-ciri
              negara  hukum  (The  Rule of Law)sebagai berikut: (a) supremasi
              hukum, dalam   arti tidak  boleh  adanya  kesewenang-wenangan,
              sehingga  seseorang hanya  boleh  di hukum  jika  melangar  hukum.
              (b) kedudukan yang sama di depan hukum, baik bagi rakyat biasa
              maupun   penjabat. (c) terjaminnya  hak-hak  azasi manusia  oleh

              undang-undang dan keputusan-keputusan pengadilan. 107
                  Selain  sebagai pembatas  kekuasaan, konstitusi juga  digunakan
              sebagai alat untuk menjamin hak-hak warga negara. Hak-hak tersebut
              mencakup hak-hak asasi, seperti hak untuk hidup, kesejahteraan hidup,
              dan hak kebebasan. Serta konstitusi sebagai pedoman penyelenggaraan
              negara, sebagai syarat  berdirinya  negara. Fungsi konstitusi itu  adalah

              sebagai dokumen  formal nasional, dasar  organisasi negara, penjamin
              kepastian hukum dalam praktek penyelenggara negara
                  Sejalan  dengan  perlunya  konstitusi sebagai instrumen  untuk
              membatasi kekuasaan dalam suatu negara. Menurut Jimly Ashiddiqie

              konstitusi memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut; 108
              a)  Fungsi penentu dan pembatas kekuasaan organ negara.
              b)  Fungsi Pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara.



              106  Padmo Wahyono, Pembagunan Hukum Indonesia, (Jakarta: INDHILL,
                  1989), hlm. 30.
              107  Moh. Mahfud M.D, Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia, (Yogyakarta,
                  1993), hlm. 27-28 mengutip Oemar Seno Adji, “Prasaran” dalam seminar
                  ketatanegaraan Undang-Undang Dasar 1945, (Jakarta, 1966), hlm. 24.
              108  Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia di Masa
                  Depan,  (Jakarta: Pusat  Studi Hukum  Tata  Negara  Fakultas  Hukum
                  Universitas Indonesia, 2002), hlm. 33.
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85