Page 106 - Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang
P. 106
4.1 KARAKTER SOSIO-KULTURAL ORANG BUGIS
Orang Bugis adalah salah satu etnik yang paling represif terhadap
hal baru, terutama terhadap unsur luar yang mereka anggap bermanfaat.
Meskipun pada aspek-aspek tertentu, jelas terlihat adanya unsur-unsur
yang berkesinambungan selama berabad-abad. Hal ini mengindikasikan
mereka sebagai suatu masyarakat yang lentur dan mampu menjalani
proses perubahan terus-menerus sesuai kebutuhan zaman. Banyak unsur
luar yang telah diserap ke dalam hampir seluruh aspek kehidupan orang
Bugis yang memperkaya hukum adat, tatanan sosial politik, adat-istiadat,
ritual dan kepercayaan, tingkah laku, teknologi, pengetahuan, hingga
sastra dan pekerjaan sehari-hari. Akan tetapi, unsur-unsur serapan
tersebut diolah dengan begitu apik, sehingga baik orang luar maupun
orang Bugis sendiri menganggapnya sebagai suatu entitas budaya yang
menyatu atau merupakan tradisi yang utuh dan padu.
Tidaklah mudah memberikan gambaran yang komprehensif tentang
motivasi dan ekspektasi dari tindakan ekonomi di dalam “kebudayaan”
orang Bugis yang sarat nilai dan kepentingan. Keberadaan mereka tidak
hanya perlu dilihat dalam konteks realitas sosial (dimana mereka berada),
namun juga perlu dipahami sebagai sebuah pribadi yang memiliki latar
belakang budaya Bugis dan tidak bisa begitu saja melepaskan ikatan
tersebut. Karenanya untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif
tentang motivasi dan espektasi keberadaan orang Bugis di kawasan
Delta Mahakam, kiranya perlu diungkapkan sistem budaya yang
melingkupinya.
4.1.1 Sistem Religi
Sejak awal abad-17, setelah agama Islam mulai dianut orang Bugis,
mereka menjadikan agama Islam sebagai bagian integral dan esensial dari
adat istiadat, serta budaya mereka. Dus, pada saat bersamaan, berbagai
kepercayaan peninggalan pra-Islam pun tetap mereka pertahankan
hingga saat ini. Dasar sistem religi Bugis pra-Islam sebenarnya bersifat
pribumi, meski juga ditemukan adanya persamaan dengan konsep religi
India, baik Hindu maupun Budha. Proses pengislaman yang mampu
Migran Bugis dan “Pertambakan Ilegal” 79