Page 32 - Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang
P. 32

Meskipun demikian, menurut Lipton (2009) di banyak negara
             berkembang, reforma agraria merupakan isu yang hidup dan seringkali
             menjadi isu yang panas membara, dimana debat tentang reforma agraria
             sungguh berkobar dan berlangsung terus-menerus. Demikian halnya di
             Indonesia. Melalui  UUPA, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk
             memodernisasi hukum adat dan membuatnya lebih sesuai dengan
             kebutuhan-kebutuhan sebagai negara Indonesia Modern. Menempatkan
             Negara Indonesia sebagai ekspresi kekuasaan yang sah dari rakyat
             Indonesia dalam mengatasi ketidakadilan agraria. Sebagaimana Ghimire
             (2001), memandang land reform sebagai bagian esensial dari pemenuhan
             hak asasi manusia, termasuk di dalamnya pemberian kepastian hak
             “human dignity”.
                 Berbagai program dengan “penuh niat”, kemudian dirancang untuk
             mengubah keadaan menjadi lebih baik, hingga membentuk wajah
             lingkungan, tata penghidupan, bahkan identitas masyarakat Indonesia
             kedepan. Sebagaimana dipahami  Li (2007), sebagai  the will to improve
             (kehendak untuk memperbaiki) – Indonesia sebagai negeri yang terus
             dililit kemiskinan dan kekerasan dengan berusaha memperbaiki keadaan
             hidup masyarakat dan meningkatkan kesejahteraannya – melalui upaya
             yang sering juga diberi nama “pembangunan”. Dengan pendekatan
             berbeda,  Chatterjee (2004) menyebut rezim penguasa modern
             mengamankan legitimasinya bukan melalui partisipasi warga negara
             tapi dengan mengklaim sebagai penyedia kesejahteraan populasi dalam
             model gagasan analisis biaya dan laba. Namun ironisnya lanjut  Li (2007),
             program-program tersebut, dalam kaitannya dengan berbagai proses dan
             tata hubungan lain – justru bertanggungjawab memunculkan persoalan-
             persoalan baru yang berkembang sekarang. Muncul kesenjangan antara
             rencana dengan apa yang nyata-nyata dihasilkan.
                 Ketika Negara Indonesia modern menjelma menjadi organisasi
             politis yang dapat mengklaim dan memegang monopoli atas penggunaan
             yang absah dalam teritori fisik-geografis tertentu. Kedaulatan teritorial
             ini mendefinisikan identitas politik orang sebagai warganegara dan
             merupakan basis bagi negara untuk mengklaim orang dan sumber



             Tanah Sebagai Sumber Kemakmuran                              5
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37