Page 33 - Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang
P. 33
daya alam yang di dalam teritorial tersebut ada dalam kedaulatannya
( Vandergeest and Peluso, 1995). Konseptualisasi negara seperti ini disertai
dengan kategori lainnya yang disebut sebagai rezim yang mengacu pada
seperangkat pola dalam negara yang menentukan bentuk dan strategi
akses pada proses pembuatan keputusan, aktor-aktor yang diizinkan dan
yang tidak diizinkan dalam setiap akses, dan peraturan yang menentukan
bagaimana keputusan dibuat secara absah. Dijalankan oleh pemerintah
(government) yang terdiri atas aktor-aktor (politikus partai, administratur
publik, administratur militer) yang menduduki posisi penting/dominan
dalam rezim tersebut pada satu masa tertentu.
Kehendak untuk memperbaiki yang terletak di gelanggang kekuasaan
tersebut, oleh Michel Foucault disebutnya “kepengaturan” ( Li, 2007).
Ringkasnya, kepengaturan adalah “pengarahan perilaku”, yakni upaya
untuk mengarahkan perilaku manusia dengan serangkaian cara yang telah
dikalkulasi sedemikian rupa. Berbeda dengan pendisiplinan yang bertujuan
memperbaiki perilaku melalui pengawasan ketat dalam kurungan
(penjara, rumah sakit jiwa, sekolah). Kepengaturan berkepentingan
dengan peningkatan kesejahteraan orang banyak. Tujuannya adalah
untuk menjamin “kesejahteraan masyarakat, perbaikan keadaan hidup
mereka, peningkatan kemakmuran, usia harapan hidup, kesehatan, dst”.
Lanjut Li (2007), kepengaturan membentuk suatu keadaan “yang secara
buatan sedemikian teratur, sehingga orang – didorong oleh kepentingan
pribadinya masing-masing – akan berbuat seperti apa yang seharusnya
mereka perbuat”. Bisa dilakukan dengan persuasi saat penguasa berusaha
mendapatkan persetujuan masyarakat. Namun menariknya, ketika
kekuasaan dioperasikan dari jarak jauh, masyarakat tidak selalu sadar
bahwa sebenarnya perilaku mereka diatur dan mengapa demikian. Oleh
karenanya persetujuan masyarakat tidak menjadi masalah di sini.
Upaya memperbaiki kehidupan masyarakat memerlukan apa yang
oleh Faucault dipandang sebagai rasionalitas khas kepengaturan ( Li,
2007). Dimana kalkulasi diutamakan, karena kepengaturan menuntut
dijabarkannya “cara yang tepat”, diprioritaskannya “hasil akhir” dan
disesuaikannya taktik demi tercapainya hasil optimal. Kalkulasi pada
6 Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang