Page 74 - Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang
P. 74

yang kena bayaran itu menurut buku yang sudah ditetapkan oleh  Sri
             Paduka tuan Sultan tersebut. Jikalau sudah menerima habis uang kepala
             itu maka Kepala Negeri atau suruhannya musti mengantar itu uang kepala
             ke  Tenggarong. Buat kesusahan dari memungut uang kepala maka Kepala
             Negeri akan dapat pembayaran dari kerajaan”. Pada 16 September 1931,
              Sultan  Aji Muhammad Parikesit juga memberlakukan  Rondschrijven No:
             1677/3-ZB, yang mengatur ketentuan hak-hak tanah untuk perkebunan
             tanaman keras. Selain peraturan mengenai tata cara penguasaan
             dan pemanfaatan tanah di wilayah Kerajaan Kutai Kartanegara yang
             dikeluarkan enam tahun sebelumnya ( Rachim, 1985).
             1.  Barang siapa hendak membikin kebun tanaman yang bertahun, wajib
                 memberitahukan terlebih dahulu kepada  Penjawat (Camat) dimana
                 tempat tanah yang diminta.
             2.  Tanah yang diminta itu musti diterangkan satu persatu dengan
                 sebenarnya dan disebutkan juga luas tanah tersebut.
             3.  Segala tanah yang diminta untuk dijadikan kebun harus diselidiki
                 dengan seksama, apabila luasnya tidak sebanding dengan
                 kesanggupan si pemohon atau dipandang tidak cukup mengerjakan
                 dengan segera maka tanah yang diminta itu harus dikurangi dan
                 ditentukan berapa luasnya tanah yang telah diusahakan.
             4.  Dari tanah-tanah yang diminta itu terlebih dahulu yang bermohon
                 memeriksa bersama-sama ”Petinggi Kapung” supaya jangan sampai
                 terambil hak orang lain, seperti tanah bekas huma (ladang) yang
                 masih akan dikerjakan atau dibuat keperluan lainnya.
             5.  Tanah yang belum diperiksa oleh Kepala ” Penjawat” (Camat)
                 tidak boleh dikejakan, sedangkan tanah yang telah diperiksa akan
                 dibuktikan dengan sehelai surat keterangan. Manakala seseorang
                 telah mendapatkan izin untuk menggarap sebidang tanah dan
                 diatasnya terdapat kuburan, maka orang tersebut tidak boleh
                 mencabut tanda-tanda yang ada, serta wajib menjaganya jangan
                 sampai terbakar. Demikian pula jika di tempat tersebut terdapat
                 pohon buah-buahan yang telah ditanam oleh orang yang terdahulu,





             Merajut Serpihan Sejarah Agraria Lokal                       47
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79