Page 188 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 188

Akses Masyarakat Atas Tanah

               (semakin) dipertahankan. Maka tak ayal, pada tahun 1946 timbul
               satu pergolakan yang lazim disebut revolusi sosial.  Pencu-
                                                             20
               likan dan pembunuhan kepala swapraja menjadi bukti bahwa
               rakyat sudah tidak menghendaki lagi rezim swapraja. Mereka
               hendak membuang jauh-jauh segala sifat keistimewaan, seperti
               keluarga yang berkuasa selama itu di daerah-daerah swapraja.
                   Mencoba membandingkan respon antara swapraja satu
               dengan lainnya pada masa revolusi penting untuk melihat
               bagaimana kemudian nasib swapraja itu pada masa kemerde-
               kaan. Di Surakarta misalnya, keberadaan Kasunanan dan
               Mangkunegaran yang tidak secara langsung mengintegrasikan
               diri serta adanya kelompok oposisi di Surakarta, juga tidak ada-
               nya kepemimpinan yang cukup kuat di dalam dua kerajaan
               tersebut, mengakibatkan runtuhnya swapraja itu. Gerakan
               antiswapraja tidak hanya digerakkan oleh Barisan Banteng dan
               Persatuan Pergerakan pimpinan Tan Malaka, akan tetapi  dila-
               kukan juga di Klaten dan Boyolali  dalam rapat-rapat guru desa. 21
                   Berbeda sekali dengan Surakarta, di Yogyakarta justru
               Sultan segera mengintegrasikan diri ke dalam republik dengan
               mengeluarkan Amanat  5  September 1945.  Sebelum itu, Sul-
               tan mengadakan pembicaraan dengan Paku Alam, Ki Hajar
               Dewantara, dan tokoh-tokoh termasuk Soedarisman Poerwo-
               kuoesoemo. Dari pembicaraan itu Sultan dapat menyimpulkan
               bahwa rakyat Yogyakarta menyambut hangat Proklamasi




               20  Mengenai revolusi sosial dan akibat yang terjadi pada kerajaan di Sumatera
                Timur lihat Anthony Reid,  Perjuangan Rakyat, Revolusi dan Hancurnya
                Kerajaan di Sumatera, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1987).
               21  Lihat uraian Julianto Ibrahim,  Kraton Surakarta dan Gerakan Anti Swapraja,
                (Yogyakarta: Malioboro Press, 2008).

                                                                  165
   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193