Page 307 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 307
Keistimewan Yogyakarta
Kerajaan Inggris mulai masuk perairan Laut Jawa. Notokusumo
dan Notodiningrat diminta ke Bogor dan diserahkan pada adik
Sekretaris Jendral Belanda-Perancis. Setelah tentara Belanda-
Perancis kalah di Batavia dan Meester Cornelis (Jatinegara) serta
pasukan Kerajaan Inggris menuju Buitenzorg (Bogor), Kedua
bangsawan Yogyakarta dipindahkan ke Semarang dan akhirnya
ke Surabaya.
Notokusumo ditemui Pejabat Kerajaan Inggris di Surabaya.
Pemerintah Kerajaan Inggris tertarik dengan kasus pengasingan-
nya. Setelah proses penyelidikan akhirnya Raad van Indie berpen-
dapat kedua bangsawan hanya merupakan korban kelicikan
intrik-intrik pejabat Belanda-Perancis. Inggris berpendapat bah-
wa Notokusumo adalah orang yang tepat untuk melunakkan
Hamengku Buwono II yang menentang Inggris. Gubernur Jawa
di Semarang mengajak Notokusmo dan putranya untuk tinggal
di kota itu.
Notokusumo mendapat sambutan yang baik di Semarang.
Ia berterima kasih kepada Inggris atas kepercayaan terhadap
dirinya dan putranya. Inggris berharap Notokusumo bersedia
menjadi mediator antara Inggris dengan Sultan Sepuh yang ber-
tahta kembali dan menentang Inggris. Setidaknya Soedarisman
Poerwokoesoemo mencatat ada dua versi yang berbeda menge-
nai peran Notokusumo di tahun 1811—1812 di Yogyakarta.
Versi pertama mengatakan setelah kembali ke Yogyakarta
Notokusumo menjelaskan maksud kedatangannya pada Sultan.
Sultan dalam pernyataannya menerima proposal Inggris untuk
menyerahkan tahta kepada Adipati Anom dan meminta maaf
kepada Inggris atas insiden pembunuhan Danurejo II yang dilaku-
kan menurut perintahnya dengan kompensasi Inggris memberi
amnesti kepada Sultan. Sultan juga meminta agar sikapnya
jangan dipublikasikan. Sultan menyambut sendiri Letnan Jen-
deral Thomas Stamford Raffles ketika datang ke Yogyakarta dan
mengadakan jamuan kenegaraan.
Konflik dan intrik berdarah ternyata tidak berhenti. Kondisi
berbalik ini menyebabkan Adipati Anom ketakutan. Kali ini
konflik turut menyeret Kasunanan Surakarta dan Kadipaten
284