Page 123 - Mereka yang Dikalahkan, Perampasan Tanah dan Resistensi Masyarakat Pulau Padang
P. 123

98    M. Nazir Salim




































               Gambar 15. Pohon karet (kiri) dan sagu (kanan) di sekitar rumah warga.
             (Sumber: Dokumen pribadi 2016, foto diambil di Desa Lukit (Pulau Padang)

                Di dalam bertani dan berkebun, masyarakat memiliki kebiasaan
            mengolah  lahan dengan dicangkul  dengan  membuat gundukan
            panjang lalu di perun atau merun. Merun berbeda dengan membakar

            lahan dalam mengolah tanah, ia lebih pada membakar gundukan
            tanah dari dalam. Namun banyak pihak menyamakan antara merun
            dengan membakar,  walaupun konsekuensinya  tetap  sama karena
            jika tidak dijaga, merun juga bisa berakibat membakar lahan secara
            luas, terutama di musim kering.
                Sejauh ini,  sebenarnya  tradisi  warga bukan mebakar lahan,
            melainkan merun, sebuah upaya membakar lahan dengan pola galian

            lanjaran berbentuk gundukan tanah yang hanya menimbulkan asap,
            karena api ada di bawah tanah, bukan di permukaannya. Pola ini
            sudah berlangsung puluhan tahun karena mengolah tanah gambut
   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128