Page 144 - Orang Indonesia dan Tanahnya
P. 144

C. Van Vollenhoven  105
              Jawa tidak dapat diberikan suatu azas yang secara total berlainan
              dengan azas yang berlaku di Jawa.
                 Maka jika pertumbuhan hukum adat sendiri baik, negasi
              yang dilakukan oleh pemerintah atas hak menguasai di
              beberapa daerah luar Jawa yang belum mempunyai sebuah
              ontginningsordonnantie atau sebuah peraturan agraria, – adalah
              bersifat anti-ekonomi; berusaha menerangkan campur tangan
              kepala-kepala rakyat dalam menentang pembukaan tanah
              secara liar dan penebangan hutan-hutan sebagai suatu tindakan
              kekuasaan yang tidak sah dan tuntutan yang tidak masuk akal;
              jika karena itu kepentingan Hindia Belanda menjadi lurus
              bertentangan dengan kemauan-kemauan ekonomis dari kita
              sendiri, maka praktik dari para kontrolir tidaklah lebih cerdik
              dari doktrin para birokrat.
                 Adapun apa yang telah kita anjurkan bagi ontginning dan
              “Buka-tanah” secara liar, hendaknya diperlakukan pula bagi
              pemeliharaan hutan-hutan (boschbehoud). Untuk rangkaian
              hutan-hutan yang berada diluar wilayah kekuasaan suatu desa,
              pemerintah dapat menetapkan apa saja yang dikehendaki.
              Untuk rangkaian hutan-hutan yang berada didalam wilayah
              kekuasaan desa tersebut, pemerintah dapat bebas mengajukan
              syarat-syarat untuk orang-orang yang bukan anggota desa itu.
              Adapun untuk orang-orang yang menjadi anggota desa itu
              sendiri, hendaknya pemerintah hanya memasukkan ketentuan-
              ketentuannya dengan jalan mempengaruhi ataupun memberi
              anjuran-anjuran kepada masyarakat desa yang memegang hak
              tersebut, suatu anjuran yang murni dan bukan suatu perintah,–
              dan juga ketentuan-ketentuan tersebut hendaknya disetujui
              lebih dahulu oleh masyarakat hukum itu.
                 Selayang pandang, maka jalan yang penuh kesabaran ini
              seakan-akan merupakan jalan yang paling panjang, tetapi bagi
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149