Page 174 - Orang Indonesia dan Tanahnya
P. 174

BAB IX


                           RENCANA UNDANG-UNDANG
                            YANG BELUM DIPUTUSKAN





                           Wie durf ‘t verpeten Lam, met bloenden muil gedraegen
                               In ‘t hongerige nest, dien wreeden wolf ontjoegen?
                                                                Vondel

                     (Siapakah yang berani memasuki sarang serigala yang buas dan
                    kelaparan untuk merebut anak domba yang sedang digigit dalam
                                                          moncongnya?)



              Rencana undang-undang untuk  mengubah pasal  62
              Regeeringsreglement (peraturan pemerintah) yang dimajukan
              pada tanggal 29 mei 1918, ternyata telah mengabaikan
              pernyataan-pernyataan atau nasihat-nasihat yang telah kita
              paparkan didalam bab-bab yang lalu.
                 Mengenai hak-hak penduduk atas tanah-tanah pertaniannya,
              maka anjuran kita ialah—lebih-lebih setelah terjadinya
              pelanggaran hukum yang bertahun-tahun itu—hendaknya
              ketentuan yang tercantum didalam pasal 62 ayat 6 peraturan
              pemerintah tetap dipegang teguh dan dipertahankan. Jadi
              tanah-tanah yang diusahakan oleh orang-orang Indonesia
              tidaklah boleh diambil, kecuali dengan suatu pencabutan hak
              milik (onteigening) dalam bentuk undang-undang. Dengan
              kata-kata yang lebih jelas: hak seorang Indonesia atas tanah
   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179