Page 175 - Orang Indonesia dan Tanahnya
P. 175

136     Orang Indonesia dan Tanahnya

            sawahnya adalah sama keramatnya dengan hak seorang Belanda
            atas sebidang tanahnya di Nederland.
               Tetapi ketentuan tersebut ternyata tidak dicantumkan
            didalam rencana undang-undang itu, bahwa sejauh hak
            daripada penduduk itu dipandang sesuai dengan istilah “dapat
            mengambil manfaat dengan bebas dan mempunyai penguasaan
            yang bebas atas sebidang tanah,” (het vrij genot en de vrije
            beschikking over den grond) jadi sebagai hak eigendom Timur—
            maka milik-sawah tersebut secara lambat laun akan diubah
            menjadi eigendom, jadi lambat laun hak itupun hanya dapat
            dicabut dengan suatu onteigening; tetapi didalam kejadian-
            kejadian yang selebihnya, yang jumlahnya jauh lebih banyak—
            maka hak-hak daripada penduduk itu hanya dihormati, sejauh
            hak-hak tersebut dapat sesuai dengan kepentingan umum,
            dan jikalau perlu akan diatur dengan sebuah peraturan umum
            (algemene verordening).
               Dengan perkataan lain, hak-hak tersebut diserahkan
            kedalam tangan para birokrat. Tetapi perlu diakui, bahwa
            pendapat para birokrat mengenai hal ini adalah sama adilnya
            dengan keputusan intergeallieerdhof (Mahkamah Persekutuan,
            ed) di London; laporan sementara (het voorlopig verslag) dengan
            benarnya menentang pula “kemungkinan untuk memaksa
            penduduk menyerahkan hak-haknya dengan cara lain juga dari
            pencabutan hak milik (onteigening).
               Mungkin ada orang yang membantah anjuran kami diatas
            dengan mengatakan, bahwa tujuan daripada formula “het vrij
            genot en de vrije beschikking” tersebut adalah jauh lebih luas;
            bahwa S 2 dari memori penjelasan menganggap inlandsch
            bezitrecht – didalam semua kejadian – selalu berisikan “vrij
            genot en vrije beschikking,” dan “pada hakekatnya” (in wezen)
            dianggap sama dengan eigendom didalam burgerlijk wetboek.
   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180