Page 176 - Orang Indonesia dan Tanahnya
P. 176

C. Van Vollenhoven  137
                 Menurut hemat kami, pendapat ini akan menimbulkan dua
              buah keberatan baru. Pertama-tama, orang akan mencabut
              dengan paksa tanah milik yang masih lekat itu (beklemde
              grondbezit), dan kedua, sebagai gantinya rencana undang-
              undang itu melepaskannya dari hubungan hukum adat
              mengenai tanah, juga dari ikatan desa Indonesia; maka semua
              kesusahan yang diduga pasti akan timbul sebagai akibat ontwerp
              cultuurwet dan yang dengan penuh dengan keyakinan ditentang
              oleh parlemen pada bulan Mei 1865, sekarang pasti akan muncul
              pula jika bleklemd inlandsch bezirecht diubah menjadi hak
              eigendom Barat. Tambahan pula: menurut R. 2 dari memori
              penjelasan itu sendiri, maka perubahan menjadi eigendom Barat
              tersebut akan “dijalankan secara berangsur-angsur sekali” dan
              “mula-mulanya di Jawa dan Madura saja,”  sehingga didalam
              jangka waktu yang panjang, untuk seluruh daerah-daerah luar
              Jawa dan untuk sebagian besar pulau Jawa dan Madura (luas
              Hindia Belanda adalah enam puluh kali Nederland) hak milik
              pribumi atau inlandsch bezitrecht akan lenyap. Dan inilah yang
              disebut penjelasan itu, yang katanya “secara sadar datang dari
              pihak penguasa dan bertujuan suatu kepastian hukum.”
                 Kegagalan dari eigendom agraris yang fakultatif dari tahun
              1872 untuk Jawa dan Madura untuk dapat lenyap, akan tetapi
              sebagai gantinya—untuk seluruh Hindia Belanda—diadakan
              eigendom Barat yang imperatif. Dan meskipun hal ini hanya
              dibatasi untuk tanah-tanah yang sekarang sungguh-sungguh
              dimiliki dengan hak eigendom Timur, maka akan timbullah
              kekacauan dalam ketertiban hukum dan kesadaran hukum
              bagi penduduk.
                 Selanjutnya telah berulang-ulang kami sebutkan didalam
              uraian-uraian yang lalu, bahwa tidak ada tuntutan praktek
              yang lebih dibutuhkan daripada memberikan surat-surat bukti
              tertulis kepada orang-orang yang mempunyai surat asli dari
   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181