Page 42 - Orang Indonesia dan Tanahnya
P. 42
C. Van Vollenhoven 3
tidaklah dapat disamakan dengan suatu hak yang ada di dalam
Burgerlijk Wetboek (Kitab Undang-undang Hukum Perdata
Belanda) kita, meskipun dalam beberapa peraturan, pemerintah
Hindia Belanda mengakui hak membuka tanah tersebut. Oleh
karena itu hak-hak dan hukum-hukum atas tanah yang berlaku
di Indonesia dianggap jauh berbeda dengan apa yang berlaku
di Belanda.
Di Belanda, sebagai contoh, jika ada seorang pemburu
yang berhasil menembak hewan buruan, menurut hukum ia
akan memperoleh hak eigendom atas hewan perburuan itu.
Contoh di atas tidaklah berlaku begitu saja di Indonesia. Sebab
jika seorang Indonesia menggunakan hak membuka tanah,
maka sebagai akibatnya ia akan memperoleh suatu hak yang
dalam bahasa Belanda disebut genotrecht, yaitu hak mengambil
manfaat atas tanah, hak yang pada umumnya dapat diperoleh
jika sifat pembukaan tanah tersebut hanya untuk sementara
saja. Namun ia dapat pula memperoleh suatu hak yang disebut
inlandsch bezitrecht, yaitu hak milik pribumi, jika pembukaan
tanah itu bersifat tetap. Atau dapat pula ia memperoleh apa
yang disebut dengan bouwrecht atau bewerkingsrecht, yaitu hak
mengusahakan, jika pembukaan tanah itu dilakukan di daerah-
daerah swapraja. Di antara hak-hak tersebut, maka inlandsch
bezitrecht adalah yang terpenting, sedangkan genotrecht
merupakan hak yang paling lama ada ditinjau dari segi sejarah
perkembangannya. Bewerkingsrecht atau hak mengusahakan
tanah hanyalah merupakan bentuk yang tertekan daripada
inlandsch bezitrecht. Hak-hak yang muncul dari pembukaan
tanah secara teratur ini selalu diakui oleh pemerintah Hindia
Belanda. Pasal 62 dan pasal 56 (lama) dari Konstitusi Hindia-