Page 48 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 48
Resonansi Landreform Lokal ... 35
mengendalikan “gerak” dan “lalu lintas” kepentingan individu,
kelompok, dan masyarakat desa secara keseluruhan. Tanpa
norma sosial dan norma hukum maka kepentingan individu
akan menggerogoti kepentingan bersama. Sebagai contoh, tanpa
norma sosial dan norma hukum, maka landreform lokal yang
diterapkan di Desa Karanganyar, akan melemah karena didesak
kepentingan individu. Norma sosial dan norma hukum yang
terintegrasi dengan kuat pada gilirannya akan mengarahkan
pembagian peran para pihak bagi keberadaan landreform lokal
di Desa Karanganyar. Pembagian peran antara kulian, buruh
kulian, Pemerintah Desa Karanganyar, dan masyarakat pada
umumnya mirip dengan terminologi “societal differentiation”.
Selanjutnya, ketika pembagian peran ini dianggap sebagai
konsensus, maka posisinya menjadi legitimate. Posisi ini diraih
secara evolusioner dan alamiah, karena membutuhkan inter-
koneksi dan solidaritas para pihak.
Selain itu, juga diketahui bahwa ada hubungan yang unik
antar para pihak dalam penerapan landreform lokal, yang
berbasis semangat guyub. Dengan berbasis semangat inilah
muncul keadilan dalam penguasaan tanah, ada ikhtiar untuk
mensejahterakan masyarakat, dan akhirnya mewujudkan har-
moni sosial. Hal ini terwujud melalui negosiasi yang dirintis
sejak tahun 1947 sampai saat ini, hingga berhasil diterapkannya
landreform lokal di Desa Karanganyar. Landreform lokal memberi
kesempatan pada para pihak untuk memanfaatkan segenap
potensinya, agar mampu memberi kontribusi optimal bagi
terwujudnya keadilan, kesejahteraan, dan harmoni sosial di Desa
Karanganyar. Para pihak berada pada posisinya masing-masing,
dan menjalankan perannya masing-masing, tetapi untuk
mencapai tujuan bersama. Ikatan yang “berserat” tujuan bersama