Page 50 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 50
Resonansi Landreform Lokal ... 37
strukturasi seolah tidak nyata. Landreform lokal seakan-akan
telah menenggelamkan struktur sosial yang ada, terutama dalam
upaya bersama mempertahankan landreform lokal. Dengan kata
lain, keberadaan landreform lokal telah memberi kesempatan
pada para pihak, untuk memiliki infra struktur yang fasih dalam
mewujudkan kepentingan bersama.
Sementara itu, telah diketahui bahwa adanya pihak yang
memiliki tanah sawah yang luas (kulian) dan pihak yang tidak
memiliki tanah sawah (buruh kulian), menunjukkan adanya
kesenjangan sosial di Desa Karanganyar. Tetapi kondisi ini tidak
mematahkan semangat para pihak di Desa Karanganyar untuk
mengelola kesenjangan itu dengan sebaik-baiknya. Situasi
obyektif ini justru menyemangati subyektivitas para pihak,
terutama dalam ikhtiar mereka mewujudkan penguasaan tanah
yang lebih adil, dan mensejahterakan, sehingga mampu mewu-
judkan harmoni sosial. Sejarah Desa Karanganyar sejak tahun
1947 sampai saat ini menunjukkan, bahwa kesepakatan bersama
para pihak untuk menerapkan landreform lokal merupakan kepu-
tusan bersama yang paling benar, paling baik, dan paling indah
bagi masyarakat Desa Karanganyar.
Keputusan ini awalnya memang mencontoh ide landreform
lokal yang diterapkan di Desa Ngandagan, yang kemudian
idenya bergerak ke desa-desa sekitarnya. Dengan demikian reso-
nansi landreform lokal ala Desa Ngandagan di Desa Karanganyar,
telah berkontribusi bagi perbaikan kondisi sosial ekonomi Desa
Karanganyar. Hal ini terlihat dari adanya pemberian hak garap,
bagi petani yang tidak memiliki tanah sawah di Desa Karang-
anyar, sebagaimana yang terjadi di Desa Ngandagan. Hanya
saja terdapat perbedaan dalam hal luas hak garap atas tanah
sawah, bagi petani yang tidak memiliki tanah sawah di kedua