Page 114 - Konstitusionalisme Agraria
P. 114

yang luas-luas itu dipotong
            separo (dengan kompensasi),
            untuk didistribusikan kepada
            petani  yang  tak  punya
            tanah (Wiradi, 2005:4).
            Selanjutnya dikeluarkan UU
            No. 13 Tahun 1948 tentang
            mengadakan perubahan
            d alam   Vor st en l and s
            Gr ondhuurr eg l ement .
            U nd ang- und ang  ini
            lebih dikenal dengan UU
            Penghapusan Hak Konversi
            ini dikeluarkan di Yogyakarta
            dan lahir atas tuntutan petani di Surakarta dan Yogyakarta
            sebagaimana dinyatakan dalam Penjelasan Umum UU No. 13
            Tahun 1948 tentang mengadakan perubahan dalam Vorstenlands
            Grondhuurreglement. Melalui undang-undang ini, semua tanah
            yang sebelumnya dikuasai oleh kira-kira 40 perusahaan gula Belanda
            di Surakarta dan Yogyakarta dijadikan sebagai tanah untuk petani
            Indonesia.
                 Agresi militer Belanda I dan II telah memperlambat laju
            perombakan penguasaan agraria. Agresi militer Belanda pertama
            pada Juli 1947 ditujukan pertama-tama pada di daerah pusat
            onderneming di Sumatra Timur dan daerah lain di Indonesia. Tidak
            salah bila ada ungkapan bahwa Tentara Kerajaan Belanda adalah
            Tentara Onderneming (Lutfhi, 2011:11). Agresi militer yang dilakukan
            Belanda telah memaksa pemerintah Indonesia untuk melakukan
            serangkaian perundingan. Perundingan-perundingan yang
            memuncak pada Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag telah
            menghambat laju pembaruan agraria yang sedang hidup di kalangan
            rakyat Indonesia. Hal ini karena salah satu isi dari perjanjian KMB
            menghendaki pemerintah Indonesia untuk melindungi perusahaan-
            perusahaan perkebunan Belanda yang ada di Indonesia.




                    Konstitusi Agraria dan Penggunaannya dalam Tiga Rezim Pemerintahan     83
   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119