Page 212 - Konstitusionalisme Agraria
P. 212

Daftar nomor satu dalam undang-undang yang menjadi prioritas
            sasaran dari MP3EI adalah peraturan di bidang keagrariaan pada level
            undang-undang dan peraturan pemerintah. Undang-undang dan
            peraturan pemerintah yang berkaitan dengan keagrariaan  perlu dikaji
            untuk memasukan status tanah ulayat sebagai bagian dari komponen
            investasi, sehingga memberikan peluang kepada pemilik tanah ulayat
            untuk menikmati pertumbuhan ekonomi di daerahnya. Salah satu
            undang-undang yang didesak pengesahannya adalah UU tentang
            Pengadaan Tanah untuk Pembangunan yang baru disahkan oleh DPR
            pada 16 Desember 2011 menjadi UU No. 2 Tahun 2012. Undang-undang
            ini melegalisasi “perampasan tanah” rakyat oleh pemerintah atas nama
            pembangunan, sebagaimana banyak diterapkan pada masa Orde
            Baru. Hal ini menunjukan bahwa cara membangun yang dirancang
            dari MP3EI bukanlah menjadikan rakyat, termasuk masyarakat adat
            sebagai pelaku ekonomi utama, melainkan sebagai pihak ketiga yang
            harus diperhatikan oleh pemerintah dan swasta.
                 Salah satu program turunan dari MP3EI dilakukan dengan
            mencanangkan mega-proyek Merauke Integrated Food and Energy
            Estate (MIFEE) di Kabupaten Merauke. MIFEE yang membutuhkan
            lahan ratusan ribu atau bahkan sampai jutaan hektar ini dikenal pula
            dalam beberapa literatur terkini studi agraria sebagai perampasan
            tanah (land grabbing) yang dilakukan dengan dalih mengatasi krisis
            energi dan pangan yang dihadapi dunia (Boras and Franco, 2010).
            MIFEE hendak dikembangkan menjadi pusat pertanian pangan
            terbesar di Asia dengan investasi Rp 60 triliun yang membutuhkan
            1,62 juta hektar lahan. Namun dalam jangka menengah, lahan yang
            akan dikembangkan seluas 500.000 hektar. Tahun 2010 pemerintah
            berupaya menawarkan 100.000 hektar terlebih dahulu. Pertanian
            pangan yang akan dikembangkan tidak terbatas jenisnya, mulai dari
            padi hingga kelapa sawit.
                 Belum proyek itu berjalan efektif, kritik telah banyak
            dilayangkan sebab pelaksanaan sejumlah proyek dalam kerangka
            MIFEE banyak mengabaikan keberadaan masyarakat lokal yang
            terkenda dampak dari keberadaan proyek. Pada hari ini, 25 Juli
            2013, sebanyak 27 organisasi masyarakat sipil yang bekerja untuk


                    Konstitusi Agraria dan Penggunaannya dalam Tiga Rezim Pemerintahan     181
   207   208   209   210   211   212   213   214   215   216   217