Page 68 - Konstitusionalisme Agraria
P. 68

membeli peralatan perang untuk memerangi Indonesia, menjadi
            beban Indonesia. Menjadi “hutang” Indonesia; dan (g) Negara RIS
            itu berada dalam ikatan kesatuan “Unie Indonesia-Belanda” yang
            dikepalai oleh Raja Belanda.
                 Perubahan bentuk negara dari negara kesatuan menjadi
            negara serikat mengharuskan adanya penggantian konstitusi. Oleh
            karena itu, disusunlah naskah UUD Republik Indonesia Serikat.
            Rancangan UUD tersebut  dibuat oleh delegasi RI dan delegasi BFO
            pada Konferensi Meja Bundar. Setelah kedua belah pihak menyetujui
            rancangan tersebut, maka mulai 27 Desember 1949 diberlakukan
            Konstitusi Republik Indonesia Serikat (Konstitusi RIS). Konstitusi
            tersebut terdiri atas Mukadimah yang berisi 4 alinea, Batang Tubuh
            yang berisi 6 bab dan 197 pasal, serta sebuah lampiran.

                 Salah satu kesepekatan di dalam KMB yang mempengaruhi
            persoalan penguasaan negara atas tanah dan sumber daya alam
            lainnya adalah klausul bahwa perkebunan-perkebunan besar yang
            diduduki rakyat harus dikembalikan kepada pemegang haknya
            semula, yaitu kaum modal swasta Belanda. Timbal balik yang dari
            pelindungan usaha-usaha perkebunan Belanda yang beroperasi
            di Indonesia adalah berupa tiga kebijakan pokok, yaitu jaminan
            upah riil yang baik, keikutsertaan orang Indonesia di perkebunan
            Belanda, dan pendataan pajak (Achdian, 2009:51-2). Konstitusi RIS
            tidak mempertegas hubungan penguasaan negara atas tanah dan
            sumber daya alam lainnya, sebab dengan bentuk negara serikat dan
            diikat dalam Uni Indonesia-Belanda, pemerintah RIS tetap berada di
            bawah kekuasaan Ratu Belanda secara simbolik (Soepomo, 1950:5).
            Pemerintah Belanda hendak memperlemah kedaulatan pemerintah
            republik yang salah satunya mengikat pemerintah republik untuk
            tidak mengganggu perusahaan perkebunan Belanda yang masih ada
            di Indonesia.
                 Pemerintah baru Indonesia harus menanggung beban berat
            hasil kekalahan di meja bundar itu. Rakyat yang sebelumnya telah
            menggarap lahan perkebunan sebelum KMB akhirnya diminta
            untuk mengembalikan lagi kepada pemilik haknya yang semula
            yaitu perusahaan Belanda. Begitupun di beberapa wilayah konsesi-


                                                 Wacana Konstitusi Agraria     37
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73