Page 158 - Tanah dan Ruang untuk Keadilan dan Kemakmuran Rakyat
P. 158

bentukan  bank  tanah  di  Indonesia.  Ann  L.  Strong  terkait
                 definisi bank tanah menyatakan bahwa, “land banking is public
                 or publicly authorized acquisition of land to be held for future
                 use to implement public land policies”  (Strong  1979).  Institusi
                 sebagai-mana  akan  dibentuk  dengan  konsep  badan  layanan
                 umum tersebut diperlukan untuk memperkecil kemungkinan
                 terjadinya  konflik  yang  sering  muncul  ke  permukaan  ketika
                 wacana  pembangunan  infrastruktur  digaungkan  oleh
                 pemerintah.  Bank  tanah  sebagai  salah  satu  alternatif
                 manajemen  pertanahan  tidak  hanya  berfungsi  untuk
                 melakukan  penghimpunan  atau  pencadangan  tanah  guna
                 kepentingan  proyek  pembangunan  yang  dicanangkan  oleh
                 pemerintah  (land keeper and distributor)  tetapi  juga  dapat
                 menjadi  media  pengendalian  tanah  (land  purchaser)
                 (Soemardjono  2008).  Fungsi  demikian  tidak  terlepas  dari
                 realita dalam praktik empiris terkait maraknya makelar me-
                 manfaatkan wacana pembangunan yang secara tidak langsung
                 dapat  menaikkan  harga  tanah  di  suatu  wilayah.  Signifikasi
                 kenaikan  harga  dalam  praktik  jual  beli  tanah  sebagaimana
                 berkembang  ibarat  hukum  kebiasaan  di  masyarakat
                 (customary law)  tentu  akan  berimplikasi  pada  terhambatnya
                 pelaksanaan  proyek  pembangunan  pemerintah  akibat  dari
                 penolakan terhadap besaran ganti kerugian yang ditentukan
                 oleh  tim  penilai  (appraisals team).  Kondisi  tersebut  dapat
                 ditemukan  dalam  pembangunan  Tol  Sumatera  dengan  rute
                 Aceh  Besar-Sigli.  Pada  awal  bulan  September  2018,
                 masyarakat Kecamatan Blang Bintang, Kecamatan Aceh Besar
                 meluapkan kekecewaannya terhadap besaran  ganti kerugian
                 tanah  senilai  12-40  ribu  rupiah  per  meter  kepada  Dewan
                 Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA).


                                                                     127
   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163