Page 178 - Tanah dan Ruang untuk Keadilan dan Kemakmuran Rakyat
P. 178

orientasi  kepada  hubungan  antara  manusia  dengan  tanah
                 yang  berisi  tentang  hak  dan  kewajiban  warga  negara  dan
                 Negara  (Sumardjono  2008).  Dalam  rangka  memberikan
                 kepastian   arah   kebijakan   politik   agraria,   Majelis
                 Permusyawaratan  Rakyat  Republik  Indonesia  melalui
                 Ketetapan MPR Nomor: IX/MPR/2001 tentang Pembaharuan
                 Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam mengamanatkan
                 bahwa  pembaharuan  agraria  dan  pengelolaan  sumber  daya
                 alam  harus  berdasarkan  prinsip-prinsip  kesatuan  bangsa,
                 supremasi hukum, demokrasi, keadilan, menghargai hak-hak
                 hukum adat, keseimbangan hak dan kewajiban antara negara
                 pemerintah  dengan  rakyat.  Pengembangan  pengaturan  per-
                 tanahan  yang  telah  ada  memiliki  tujuan  yang  jelas  dalam
                 rangka  mewujudkan  keadilan  sosial  bagi  seluruh  rakyat
                 Indonesia  dan  sebesar  –  besar  kemakmuran  rakyat  melalui
                 penguatan  hak  –  hak  atas  tanah  dan  akses  tanah  kepada
                 masyarakat.  Penguatan  hak  dan  akses  tanah  tersebut  dapat
                 terealisasikan dengan meningkatkan pelayanan di bidang per-
                 tanahan yang di dukung oleh kebijakan pemerintah.
                       Pembuatan kebijakan memiliki fungsi penting dari se-
                 buah  pemerintahan.  Secara  garis  besar  tahapan  dalam  pe-
                 rumusan kebijakan tersebut terdiri atas perumusan masalah
                 yang  dibuat  untuk  memecah  masalah  yang  ada  di  dalam
                 masyarakat,  kemudian  adanya  agenda  kebijakan  sebagai
                 inventarisasi  masalah  publik  yang  akan  masuk  ke  dalam
                 agenda kebijakan,  selanjutnya pemilihan alternatif kebijakan
                 untuk memecahkan masalah setelah masalah-masalah publik
                 telah didefinisikan dengan baik dan masuk dalam agenda ke-
                 bijakan,  terakhir  yaitu  penetapan  kebijakan  agar  memiliki
                 kekuatan hukum yang mengikat, Zahriya dan Wardani (2015).


                                                                     147
   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183