Page 113 - Konflik Agraria Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik
P. 113
Mengenai kesuburan tanah pasca penambangan, Siti
Durotul menyatakan bahwa penambangan pasir besi justru
akan meningkatkan kesuburan tanah. Pendapat Siti Durotul ini
sama halnya dengan pendapat Tejuwuyono Notohadiprawiro
dari Universitas Gadjah Mada. Menurutnya, area lahan pasir besi
bukanlah lahan yang bernilai pertanian. Setelah dihilangkan
kandungan logamnya dan ditambah dengan tanah serta dipupuk,
daerah reklamasi justru akan menjadi lahan yang lebih subur dan
bernilai pertanian (dalam Yunianto 2009).
Keuntungan positif dari penambangan pasir besi untuk
masyarakat sebenarnya juga telah dijanjikan oleh perusahaan. PT
MNC mempunyai program pemberdayaan masyarakat (Corporate
Social Responsibility) berupa pemberian pinjaman dan hibah
(bantuan pendidikan dan pelatihan serta pemasaran produk).
61
PT MNC juga menawarkan program pengembangan masyarakat
seperti bantuan kepada korban bencana alam, bantuan
pendidikan atau pelatihan, bantuan peningkatan kesehatan,
bantuan pengembangan sarana dan prasarana umum, dan
bantuan sarana ibadah. Untuk melaksanakan program tersebut,
PT MNC telah menyediakan dana sebesar Rp1,08 miliar.
Meskipun demikian, masyarakat akan tetap menolak
penambangan pasir besi. Menurut mereka, uang yang akan
diberikan oleh perusahaan tidak akan mampu membayar
kerusakan ekologis yang harus dihadapi masyarakat. Masyarakat
Kecamatan Mirit pada khususnya dan Urutsewu pada umumnya
lebih memikirkan keberlanjutan lingkungan untuk keturunan
mereka kelak, sebagaimana yang diutarakan Suratno dari Desa
Mirit Petikusan:
Lingkungan Hidup Kebumen.
61 Dokumen sistem penambangan pasir besi PT MNC.
88 Konflik Agraria di Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik