Page 138 - Konflik Agraria Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik
P. 138
“Kami menginginkan hidup damai dan tenteram. Kami jadikan
kejadian kemarin sebagai sejarah buruk yang tak perlu diulang.
Oleh karenanya kami mengajak masyarakat Urutsewu untuk tak
menghiraukan hasutan atau tindakan yang dapat dikategorikan
melawan hukum. Kami juga meminta agar masyarakat dan TNI
bisa menahan diri. Mereka jangan saling mengklaim benar sendiri.
Mari duduk bersama demi kepentingan bersama. 78
Pernyataan sikap ini diikuti dengan pemasangan spanduk
bertuliskan Masyarakat Urutsewu Rindu Damai dan Rukun
Agawe Santoso, Congkrah Agawe Bubrah . Selain memasang
spanduk tersebut, FK4UK juga memasang spanduk bertuliskan
Awas Bahaya Laten Komunis/PK) dan )diologi sesat N)) di ruas
jalan depan kantor Dislitbang TNI AD. Spanduk tersebut sempat
memunculkan ketegangan, khususnya di kalangan warga Desa
Setrojenar.
Tragedi 16 April 2011 turut menguak keterlibatan TNI AD
dalam penambangan pasir besi. Namun, pihak TNI AD melalui
KSAD, Letjen George Toisutta, menegaskan bahwa prajuritnya tidak
ada yang menjadi backing usaha penambangan pasir besi di kawasan
Urutsewu, Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten
Kebumen, Jawa Tengah. Pernyataan tersebut memang tidak salah
79
karena yang terlibat dalam penambangan pasir besi adalah jenderal TNI
AD yang telah pensiun. Namun, persetujuan Kodam IV/Diponegoro atas
pemanfaatan lahan untuk penambangan pasir besi bisa membuktikan
keterlibatan institusi TNI AD dalam penambangan pasir besi di
Kecamatan Mirit.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
yang diwakili komisionernya, Kabul Supriyadhie, melakukan
pemantauan untuk menindaklanjuti pengaduan langsung
78 Pangdam )V: Bedakan Perusuh dan Petani
79 George: TN)-AD Bukan Beking Usaha Tambang Kebumen
Pola Interaksi Antaraktor 113