Page 52 - Konflik Agraria Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik
P. 52
dalam pengelolaan lingkungan. Mereka hanya mampu bekerja
pada negara atau kelompok bisnis untuk membuat proyek
pembangunan yang akan merusak lingkungan. Masyarakat
miskin hanya menjadi pekerja kasar untuk mencukupi kebutuhan
hidup. Dalam masyarakat miskin, pihak yang sering mengalami
marginalisasi adalah kaum perempuan. Hal ini terjadi karena
kaum perempuan miskin lebih dekat dengan lingkungan
dibandingan dengan kaum laki-laki miskin.
Untuk memperjuangkan keadilan dan mempertahankan
lingkungan, kelompok akar rumput membentuk organisasi.
Organisasi akar rumput (grassroots organization) menghadapi
masalah lingkungan dan sosial di tingkat lokal tanpa adanya
dukungan dari negara. Banyak organisasi akar rumput yang
mempromosikan solusi lokal untuk masalah lokal . Ada
dua bentuk organisasi akar rumput, yaitu protest grassroots
organization dan self-help grassroots organization. Protest
grassroots organization lebih menunjukkan secara politik
bahwa tindakan aktor yang berkuasa merugikan kelompok akar
rumput. Organisasi ini fokus untuk mengintegrasikan lingkungan
dengan pembangunan sebagai jalan untuk mempromosikan
pengelolaan lingkungan oleh kelompok akar rumput dalam
jangka panjang. Sementara itu, self-help grassroots organization
memiliki kepentingan yang berbeda dengan protest grassroots
organization. Organisasi ini menjauhi politik dan menghindari
untuk berkonfrontasi dengan aktor yang berkuasa serta aktivitas
lokalnya lebih menekankan pada isu nonpolitis. Dorongan self-
help grassroots organization adalah menemukan respons kolektif
untuk permasalahan lingkungan yang membahayakan kehidupan
kelompok akar rumput.
Teori ekologi politik dan aktor-aktor yang berpengaruh di
Dunia Ketiga digunakan untuk melihat kepentingan aktor yang
Pendahuluan 27