Page 18 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 18

PENGANTAR













                   Perubahan dan  pengembangan hukum  pertanahan  dan
               keagrariaan  satu  Negara termasuk  penataan  administrasinya
               menjadi sebuah sistim hukum nasional yang terpadu, ditentukan
               oleh dimilikinya filosofi dasar hukum, asas, ajaran dan teori
               kepemilikan tanahnya. Indonesia sudah memiliki  filosofi
               dasar hukum dengan asas dan ajaran yang sudah dibakukan
               dalam filosofi Pancasila, norma dasar UUD 1945  serta kaidah
               pelaksanaan dalam  UUPA  1960.  Akan  tetapi  satu kekurangan
               mendasar yang belum dimiliki,  adalah teori kepemilikan  tanah
               sebagai harta kekayaan yang dikembangkan dari  terjemahan
               filosofi, asas dan ajaran hukum yang dianut Negara, sehingga dapat
               menjadi pedoman acuan perumusan norma pelaksanaan maupun
               penegakkan  serta  penyelesaian sengketa  hukum  diantara  warga
               Negara Indonesia (WNI). Jadi diperlukan satu teori kepemilikan
               tanah khusus untuk menggantikan teori kepemilikan ‘eigendom’
               dan ‘domeinverklaring’ kolonial Belanda. Teori pengganti itu,
               seharusnya lahir dari penerjemahan filosofi Pancasila dan makna
               norma dasar pasal 33 UUD 1945, untuk dijadikan acuan pedoman
               tafsir  dengan  logika hukum  yang benar  dalam  penegakkan
               UUPA  1960.  Kekurangan  inilah  yang dicoba  penulis dengan
               memperkenalkan teori ‘de facto-de jure’, dengan padanan bahasa
               Indonesianya adalah ‘anggapan-nyata-hukum’.
                   Maka tulisan ini dipersiapkan sebagai buku yang bisa dijadikan
               naskah akademis, bagi penyusunan rancangan Undang-Undang
               Pertanahan Indonesia. Undang-Undang itu sangat  diperlukan
               untuk  sedikitnya  dua  alasan.  Pertama,  untuk  meluruskan
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23