Page 41 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 41

14     Herman Soesangobeng

                 dalam sistim hukum Romawi diatur dalam undang-undang
                 yang disebut ‘lex agraria’.
                    Pada  awalnya,  pumpunan  (focus)  pandang  dari  pandangan
                 filosofis tentang tanah yang umum itu, hanya dilihat dalam
                 bentuk wujud nyatanya, letak, maupun penggunaannya saja.
                 Maka tanah yang ditumbuhi pepohonan lebat disebut ‘terra
                 boscalis’, tanah yang dibiarkan untuk ditanami disebut ‘terra
                 affirmata’, tanah yang sudah digunakan untuk bercocok tanam
                 disebut ‘terra culta’, tanah tandus disebut ‘terra debilis’, tanah
                 yang baru dibersihkan dari pepohonan untuk dijadikan lahan
                 bercocok tanam disebut ‘terra  nova’, tanah  dalam  hutan
                 yang   digunakan   penjaga  hutan   untuk    kehidupannya
                 disebut ‘terra putura’, tanah kerikil dan berpasir disebut ‘terra
                 sabulosa’, dan  sebagainya . Kemudian sesuai dengan tujuan
                                        2
                 penggunaannya, tanah dibedakan menjadi tanah untuk objek
                 perdagangan (res in commercium) dan tanah  yang  tidak  boleh
                 dijadikan  objek  perdagangan  (res  extra commercium). Tanah
                 ‘res extra commercium’ itu selanjutnya dibedakan lagi menjadi
                 tanah untuk keperluan peribadatan agama (res religiosa)
                 dan tanah untuk keperluan  suci  (res sancte),  dalam hal ini
                 bahagian dari tanah suci  yang disakralkan disebut ‘res sacre’.
                 Termasuk tanah yang tidak boleh dijadikan objek perdagangan
                 (res extra commercium) adalah tanah untuk keperluan khusus
                 bagi kepentingan tentara yang disebut ‘tanah tentara’ (terrae
                 militare).

            3.  Teori hukum manusia sebagai pribadi subjek hukum
                 (corpus):
                    Dari pandangan yang spesifik atas wujud dan penggunaan
                 tanah itu, para ahli pikir Romawi menulis dan merumuskan
                 konsep-konsep yang lebih terintegrasi  menjadi  asas dan
                 ajaran, bahkan mengembangkan teori-teori tentang hubungan
                 manusia sebagai pribadi subjek hukum (corpus) dengan tanah


                2    Henry Campbell Black, Black’s Law Dictionary: with Pronunciation,
            St. Paul Minn.: West Publishing Co, 1979.
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46