Page 43 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 43
16 Herman Soesangobeng
4. Teori hukum tentang benda dan hak milik (domain):
Pemikiran teoritis tentang benda, membedakannya dalam
dua kategori yaitu benda tetap dan bendan tidak tetap, dengan
dua klasifikasi benda berwujud dan tidak berwujud. Dari
konsep ini, dikembangkan dalam hubungannya dengan teori
hak kepemilikan atas tanah (jus propietatis) yang dibedakan
antara hak milik mutlak dan sempurna (domain) dengan hak
kepunyaan (jus possessionis). Hak kepemilikan hanya satu yaitu
hak milik (domain), sebagai hak yang sempurna dan mutlak
dalam memiliki tanah serta merupakan hak perorangan
tertinggi dalam pemilikan tanah sebagai harta kekayaan (jus
propietatis). Sedangkan ‘jus possessionis’ dalam konsepsi hukum
Romawi, adalah kewenangan untuk mempunyai benda yang
belum memiliki kekuatan hukum sebagai hak milik yang
sempurna serta mutlak yaitu ‘domain’. Adapun bentuk dari
akibat hukumnya ‘jus possessionis’ itu disebut ‘jus possidendi’,
yaitu hak mempuyai yang bisa dipunyai tanpa hak milik.
Bahkan hak kepunyaan itu dalam teori hukum Romawi,
adalah dasar awal bagi lahirnya hak milik yang sempurna,
tertinggi dan mutlak. Maka ‘jus possessionis’ dan ‘jus possidendi’,
bukan merupakan hak keperdataan orang sebagai pribadi
hukum maupun badan hukum yang disebut ‘jus personarum’,
melainkan hanya sebagai hubungan penguasaan untuk
mengurus, merawat, dan memelihara benda yaitu tanah. Jadi
‘hak kepunyaan’ (jus possessionis) adalah hak untuk mempuyai
suatu benda termasuk tanah, yang bisa dikuasai tanpa harus
memilikinya dengan ‘hak milik’ (domain).
5. Teori hukum Romawi tentang lahirnya hak milik
(domain):
Hak milik (domain) dalam teori hukum Romawi, lahir
berdasarkan suatu proses pertumbuhan yang dimulai dari
pendudukan dan penguasaan nyata untuk sampai pada
pengakuan Negara melalui keputusan pemerintah. Jadi proses
pertumbuhan hak milik itu dimulai dari penguasaan