Page 119 - Biografi Managam Manurung
P. 119
104 Oloan Sitorus, Dwi Wulan P., Widhiana HP.
kebiasaan Pak Joyo, sehingga Pak Managam hanya menunggu
Pak Joyo di rumah duka bersama dengan para Kepala Kantor
Pertanahan tanpa ada penyambutan khusus yang dilakukan.
Sekitar Pukul 22.00 malam, Pak Joyo baru tiba di lokasi dengan
mengendarai mobil Alfard tanpa pengawalan force raiders.
Padahal menurut rencana Pak Managam harusnya sudah tiba di
lokasi sekitar Pukul 18.00 sore, karena penerbangan dari Medan
Pukul 14.00 WIB. Tampaknya Pak Joyo memang tidak menghen-
daki adanya perlakuan istimewa/khusus terhadap dirinya.
Namun Pak Managam memberanikan diri untuk menyampaikan
saran bahwa sebagai Kepala BPN RI, Pak Joyo perlu mendapatkan
perlindungan dan perlakuan tertentu sesuai porsinya.
Esok harinya ditentukan bahwa Pak Joyo akan melakukan
pembinaan dan koordinasi dengan jajaran BPN RI di Jawa Timur.
Dalam pertemuan tersebut Pak Joyo sangat kecewa dengan mun-
culnya berbagai opini dan persepsi masyarakat terhadap kinerja
BPN RI. Terdapat 19 (sembilan belas) persepsi tentang pegawai
BPN RI di mata masyarakat. Diantaranya bahwa pegawai BPN
itu koruptor, mempersulit masyarakat, suka menyakiti hati
masyarakat, dan lain sebagainya. Hal ini tentunya menciutkan
nyali jajaran BPN yang hadir saat itu. Begitu buruknya citra BPN
RI di mata masyarakat, sehingga perlu dilakukan perbaikan dan
pelayanan sebaik-baiknya untuk menghapus citra buruk tersebut.
Namun hal ini memberikan dampak positif di jajaran BPN Jawa
Timur. Semua seakan terpacu untuk bekerja sebaik-baiknya demi
pelayanan maksimal kepada masyarakat. Ini menjadi tantangan
terbesar selama menjalankan tugas di Jawa Timur.
Selama hampir satu setengah tahun melaksanakan tugas di
Jawa Timur, Pak Managam telah melakukan pembinaan dan
koordinasi melalui kunjungan kerja ke berbagai wilayah di Jawa