Page 155 - Biografi Managam Manurung
P. 155
140 Oloan Sitorus, Dwi Wulan P., Widhiana HP.
karena harus libur. Kalau nanti kerja ke kantor, dari segi pembiayaan
bagaimana? Saya juga mikir, akhirnya kami berhenti dulu, sama-
sama mikir. Lalu saya cari celah-celah, karena reformasi birokrasi
harus ada perubahan dan inovasi. Karena dalam reformasi birokrasi,
kita harus menunjukkan perubahan dan dirasakan cepat oleh
masyarakat. Menurut saya, pelayanan akhir pekan ini wajib hukum-
nya dari segi menunjukkan reformasi birokrasi, bahwa kita sudah
merubah. Tapi diingatkan Pak Sestama. Akhirnya ketemu solusi,
bahwa betul karena itu adalah hak, maka mereka bikin pakta integ-
ritas. Bahwa ide weekend services ini bukan perintah Kakan, tapi
semata oleh pegawai untuk memberikan pengabdian yang lebih
karena mereka merasakan BPN sudah menyelamatkan kehidupan-
nya, baik anak, suami atau istri. Kita juga bangga, terhadap lambang
BPN ini; anak-anak saya selesai sekolah juga karena lambang ini.
Jadi, itulah dasarnya. Akhirnya mereka buat pakta integritas. Kita
yang butuh pelayanan itu.
Yang kedua, dalam pelayanan itu ada PNBP, ada honor-honor.
Terus siapa yg nyuruh kerja, ada SK dari Kakan. Bolehkah kerja hari
libur? Boleh, kalau kita penyuluhan Prona, kan hari libur, malam
hari, asal ada Surat Tugas. Setelah ini ketemu, saya lapor Pak Sesta-
ma. Lalu, Pak Sestama mengatakan, kalau tidak ada yang dilanggar,
beliau menerima. Jadi, intinya bisa menerima masukan, kalau idenya
bagus dan bisa dipertanggungjawabkan secara akuntabel. Oleh
karena itulah, maka Pak Kepala BPN RI pada tanggal 24 September
berbicara mengenai weekend services. Itulah kesan saya terhadap
Pak Sestama. Saya merasakan kita saling menghargai. Beliau meng-
hargai saya sebagai bawahan, saya pun menghormati beliau sebagai
atasan. Sebagai bawahan, saya selalu menjaga dari segi integritas,
mana yang boleh dan mana yang tidak. Karena memang itu sudah
menjadi etika pegawai negeri.