Page 49 - Permasalahan Sektoralisme Kelembagaan Agraria di Indonesia
P. 49

Pertama, adanya hambatan politis psikologis berupa trauma-
            trauma seperti “landreform adalah program PKI”, “landreform adalah
            aksi sepihak”, yang dipelihara terus menerus. Kedua, hambatan hukum
            dimana UUPA memiliki kekuatan dan kelemahan. UUPA bersifat
            modern, yang tidak membedakan antara pria dan wanita, ras, dan
            agama, dan juga menghindari eksploitasi manusia oleh manusia
            lainnya. Salain itu, konsep landreform yang terkandung dalam UUPA
            itu kurang jelas dan kedudukan hukum adat kurang jelas pula.
            Kedua penghambat ini sama dengan argumen yang kami bangun
            sebagaimana dijelaskan secara panjang lebar di atas.

                 Ketiga, hambatan ilmiah, dimana ironisnya negara besar dan
            terkenal agraris seperti Indonesia pada saat itu hanya memilki
            ahli agraria yang sangat sedikit. Oleh karena itu, pemerintah Orde
            Baru – disadari atau tidak oleh para teknokrasi yang merumuskan
            kebijakannya – dalam hal kebijakan agraria, Indonesia pada saat
            itu mengambil jalan yang cukup pragmatis, atau seperti disebutkan
            sebelumnya adalah dengan strategi yang sekarang dikenal dengan
            istilah by-pass approach. 53































                 53 Gunawan Wiradi. Ibid. Hlm 148.


            40        Permasalahan Sektoralisme Kelembagaan Agraria di Indonesia
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54