Page 86 - Tanah untuk Rakyat Laki-laki dan Perempuan Indonesia
P. 86

Menyoal Partisipasi Masyarakat dalam

                         Program Perhutanan Sosial
                     (Redistribusi Tanah) Era Jokowi-JK


                                  Fiki Zeh Mahmud


            Pendahuluan
                   Indonesia merupakan negara  yang kaya  dengan  sumberdaya
            alam yang sangat potensial untuk pengembangan pertanian yang baik
            sehingga kebutuhan rakyat dapat terpenuhi. Tetapi ironisnya, masyarakat
            Indonesia masih banyak yang tergolong masyarakat miskin. Berdasarkan
            data BPS September 2016 yang mencatat jumlah penduduk miskin di
            Indonesia sebanyak 27,76 juta jiwa dengan presentase penduduk miskin
            di  daerah  perkotaan  sebesar  7,79  persen  dan  presentase  penduduk
            miskin di daerah pedesaan sebesar 13,96 persen. Wilayah pedesaan yang
            tergolong tinggi tingkat kemiskinannya yaitu masyrakat sekitar hutan.
            Menurut BPS (2010), yang dimaksud dengan masyarakat dikawasan hutan
            adalah sekelompok anggota rumah tangga yang tergabung dalam rumah
            tangga-rumah tangga yang tinggal di desa/kelurahan daerah perdesaan
            (rural) yang terletak di manapun di sekitar kawasan hutan. Selama ini
            akses masyarakat sekitar hutan yang dikuasai oleh negara maupun swasta
            tergolong rendah bahkan masysrakat sekitar hutan seringkali di anggap
            sebagai  penganggu kelestarian  alam  maupun menganggu  kelancaran
            operasi perusahaan yang mengelola hutan. Hal tersebut menjadi salah
            satu penyebab utama kemiskinan masyarakat sekitar hutan.
                   Kemiskinan di  Indonesia  sebagian  besar diderita oleh
            kalangan  petani kecil  yang  tinggal  di  desa. Hal ini  salah  satunya
            disebabkan penguasaan lahan pertanian yang rendah sehingga hasil
            dari usaha pertaniannya  tidak  cukup untuk  memenuhi  kebutuhan
            petani  sahari-hari.  Menyikapi  permasalahan-permasalahan  diatas
            diperlukan metode penyelesaian melalui pendekatan pemberdayaan
            masyarakat (prosperity approachI).  Pendekatan  pemberdayaan
                                         66
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91