Page 88 - Tanah untuk Rakyat Laki-laki dan Perempuan Indonesia
P. 88

yang melibatkan masyarakat  secara  aktif  dalam  seluruh keputusan
            sebstansial  yang berkenaan  dengan kehidupan masyarakat  di
            pedesaan.  Dalam  bidang  kesejahteraan  sosial,  konsep  partisipasi
            dapat dimaknai sebagai upaya melawan ketersingkiran (marginality)
            sehingga dalam partisipasi masyarakat, siapapun dapat memainkan
            peranan  secara  aktif, memiliki kontrol  terhadap kehidupannya
            sendiri,  mengambil  peran dalam  kegiatan dimasyarakat,  serta
            menjadi terlibat adalam pembangunan. Partisipasi masyarakat dalam
            program perhutanan sosial dinilai  masih rendah dikarenakan tidak
            banyak informasi yang didapat oleh masyarakat dan hanya beberapa
            kalangan tertentu saja yang dapat mengakses informasi tersebut.


            Perhutanan Sosial di Indonesia
                   Penyerahan hak kelola hutan kepada masyarakat  sekitar
            kawasan  hutan  telah  lama  disadari  oleh  para  pengambil  kebijakan
            sebagai jalan untuk meningkatkan tata kelola hutan dan menciptakan
            insentif bagi pengelolaan hutan lestari. Secara global, tren ini dimulai
            pada  tahun  1970  saat  reformasi  kebijakan  sektor  kehutanan  secara
            bertahap memberikan hak kepada sebagian masyarakat lokal. Pada
            1982 Perhuani, BUMN Kehutanan di Pulau Jawa mendorong masyarakat
            lokal untuk berpartisipasi dalam kegiatan PHBM (Pengelolaan Hutan
            Bersama  Masyarakat)  melalui  pembentukan  kelompok  tani  hutan.
            Petani mendapat kesempatan mengelola lahan  dibawah  tegakan
            dengan  menanam tanaman tumpangsari  sambil  merawat  tanaman
            Perhutani.  Hingga  hari  ini  program  perhutanan  sosial  Perhutani
            masih berjalan. Banyak program yang didanai donor juga mendukung
            partisipasi masyarakat dalam program pembangunan hutan (Lyndati
            2017)
                   Kementerian  Kehutanan  mendefinisikan  social forestry  atau
            perhutanan sosial sebagai sistem  pengelolaan sumberdaya  hutan
            pada kawasan hutan negara dan atau hutan hak dengan melibatkan
            masyarakat  setempat  sebagai  pelaku dan atau  mitra  utama dalam
            rangka meningkatkan kesejahteraanya  dan mewujudkan kelestarian
                                         68
   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93