Page 92 - Tanah untuk Rakyat Laki-laki dan Perempuan Indonesia
P. 92

elemen dasar yang meliputi terbukanya pemerintah, masyarakat dan
            tokoh-tokoh/pemimpin masyarakat ini adalah kata kunci yang harus
            berjalan simultan bersama-sama mewujudkan lahirnya pemerintahan
            yang  terbuka  dan  efektif  di  masa  datang.  Demikian  juga  agenda
            reformasi  pertanahan  yang  menjadikan  cita-cita  sejak dilahirkannya
            republik ini yaitu ingin menciptakan tuan diatas negeri sendiri dengan
            mendayagunakan setiuap jengkal tanah Indonesia untuk kemakmuran
            seluruh  rakyat (Juliantono 2000).  Partisipasi  dalam  program
            Perhutanan  sosial  yang  mulai  dicanangkan oleh  pemerintahan  saat
            ini  juga diperlukan  partisipasi  aktif dari  masyarakat  sekitar  hutan
            utamanya yaitu masyarakat sasaran yang tidak memiliki tanah.
                   Nasdian  (2004)  juga  memaparkan  bahwa  partisipasi  dalam
            pengembangan komunitas harus menciptakan  peran  serta  yang
            maksimal dengan tujuan agar semua orang dalam masyarakat tersebut
            dapat dilibatkan  secara aktif  pada  proses dan  kegiatan  masyarakat.
            Partisipasi masyarakat menggambarkan bagaimana  terjadinya
            pembagian ulang kekuasaan yang adil (redistribution of power) antara
            penyedia kegiatan  dan kelompok  penerima kegiatan. Partisipasi
            masyarakat bertingkat sesuai gradasi, derajat wewenang, dan tanggung
            jawab  yang dapat dilihat dalam  proses  pengambilan  keputusan
            (Rosyida dan  Nasdian 2011).  Pengelola  perhutanan  sosial seharusnya
            dapat memberikan peluang yang sebesar-besarnya kepada masyarakat
            sebagai  anggota  dari  kelompok  yang menerima bagian  dari  lahan
            hutan untuk berpartisipasi baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaa,
            menikmati hasil maupun pada tahap kontroling dan evaluasi. Terkait
            dengan partisipasi ini yaitu masalah modal sosial yang dimiliki oleh
            masyarakat.  Modal  sosial  terdiri  dari  kepercayaan  (trust), jaringan
            (network),  dan norma (norms). Kepercayaan masyarakat  terhadap
            pengelola maupun angggota lain menentukan tingkat partisipasi yang
            dimiliki. Begitu  pula  dengan jaringan  dan norma.  Semakin  tinggi
            tingkat  kepercayaan  yang dimiliki oleh anggota  kepada  pengelola
            maupun sesamanya maka akan semakin tinggi pula tingkat partisipasi
            dari masyarakat.

                                         72
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97