Page 33 - Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat (Hasil Penelitian Strategis PPPM STPN 2014)
P. 33

PPPM - STPN Yogyakarta                                                                                             Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat

            tersebut  telah  dimiliki  sejak  tahun  1770  berdasarkan  ketentuan                         Lengkong,  Pulau  Lembeh  di  buka  oleh  Suku  Tonsea.  Kemudian
            yang berlaku pada jaman kolonial Belanda yaitu:                                               karena jasa-jasa besar dari Xaverius Dotulong sebagai ukung-ukung
                                                                                                          Pulau Lembeh, secara sepihak Pulau Lembeh diakui sebagai milik
            (1)  Extract Resildtie in Rade van Politic te Ternate 27 Pebruari                             Xaverius  Dotulong  dan  menjadi  kelakeran  keluarganya.  Tanah
                1770                                                                                      kalakeran keluarga atau famili adalah tanah dengan hak ulayat yang
            (2)  Aldus Gedaan en Verleend te Ternate in’t Casteel Oranje den 17                           diberikan kepala suku pada seseorang karena ia yang pertama kali

                April  1770  De  Gouverneur  der  Moluren  (WG)  Hermanus                                 membuka tanah tersebut untuk kemudian dapat diwariskan pada
                Munnik                                                                                    keturunannya.  Hal  ini  kemudian  dijadikan  dasar  oleh  Xaverius
            (3)  Extract Uit net Register der Handelingen in Besluiten Van den                            Dotulong untuk memperkuat status kelakeran ini dengan meminta
                Resident Van Manado No 37
                                                                                                          pengesahan dari Gubernur Maluku Hermanus Munnik.
            (4)  Diakui oleh S.P.J.M.M Goebernoer Djenderal di Batavia, dan
                                                                                                              Secara turun temurun, tanah ini diwariskan kepada keturunan-
                dikuatkan  oleh  pihak  Kanjeng  Goervernement  Tanah  Hindia
                                                                                                          nya  sampai  saat  ini.  Namun  dalam  perkembangannya,  keluarga
                Belanda  oleh  S.P.T  Bangsawan  Resident  Manado  menurut
                                                                                                          Xaverius Dotulong mengalami kesulitan mengenai siapa saja yang
                Surat Putusan No 59 tertanggal 23 Februari 1897 bahwa Pulau
                                                                                                          termasuk ahli waris. Hal ini karena dalam tubuh internal ahli waris
                Lembeh milik Xaverius Dotulong.
                                                                                                          ini  terbagi  menjadi  3  kelompok,  yaitu  PAKXDO  (Persatuan
                                                                                                          Keturunan  Xaverius  Dotulong),  WALDO  (Perkumpulan  Keluarga
                Atas  dasar  bukti-bukti  yang  dimiliki  tersebut,  keluarga  ahli
                                                                                                          Besar  Watuk  Lumolindim  Dotulong),  dan  RUSDO.  Meskipun
            waris Xaverius Dotulong menuntut atas kepemilikan tanah seluruh
                                                                                                          kesemuanya  mengaku  ada  di  bawah  koordinasi  dari  PAKXDO,
            Pulau  Lembeh.  Namun  dalam  perkembangannya,  ahli  waris  ini
                                                                                                          namun  faktanya  masing-masing  kelompok  tersebut  memiliki
            melihat bahwa Pulau Lembeh saat ini telah dihuni oleh masyarakat
                                                                                                          kebijakan dan pendapat masing-masing.
            pendatang  yang  berasal  dari  Sangir  Talaud.  Sehingga  pemikiran
                                                                                                              Dari data yang diperoleh dari Bagian Hukum Pemerintah Kota
            realistis mereka tidak lagi menginginkan 1 (satu) pulau secara utuh.
                                                                                                          Bitung,    pernah  dilakukan  inventarisasi  terhadap  tanah-tanah  di
            Namun  merujuk  pada  Keputusan  Mendagri  No.  170  tahun  1984,
                                                                                                          Kecamatan  Bitung  Selatan  Pulau  Lembeh  yang  dimiliki  oleh
            ahli  waris  menginginkan  alokasi  300  ha  tanah  yang  diberikan
                                                                                                          keluarga  ahli  waris  Xaverius  Dotulong.  Data    yang  diperoleh
            kepada ahli waris Dotulong dapat direalisasikan.
                                                                                                          menunjukkan bahwa terdapat 119 kepala keluarga yang memiliki
                Berdasarkan bukti-bukti kepemilikan yang ada, pihak ahli waris
                                                                                                          hak atas tanah atas beberapa bidang tanah yang ada di pulau lembeh
            keluarga  Xaverius  Dotulong  mendasarkan  klaim  penguasaan
                                                                                                          luasnya  mencapai  363,0939  ha.  Sebagian  dari  tanah-tanah
            tanahnya  sebagai  bentuk  tanah  adat  yang  diperoleh  oleh  dotu
                                                                                                          bersertipikat tersebut telah dialihkan kepada pihak lain. Namun hal
            mereka  sejak  jaman  dahulu.  Di  daerah  Sulawesi  Utara,  kita
                                                                                                          ini tidak mendapat pengesahan dari kuasa hukum PAKXDO yang
            mengenal  ada  2  bentuk  tanah  adat  sebagaimana  disampaikan  di
                                                                                                          berkedudukan di Manado. Mereka mengakui tidak tahu siapa saja
            awal.  Bentuk  tanah  adat  yang  diakui  oleh  keluarga  Xaverius
                                                                                                          yang telah memiliki hak atas tanah di Pulau Lembeh yang terdiri
            Dotulong  bahwa  tanah  ini  merupakan  bentuk  tanah  kelakeran
                                                                                                          dari + 300 kk tersebut. Hal ini lah yang membuat permasalahan
            keluarga.  Sedangkan  berdasarkan  sejarah  yang  ditulis  oleh  Bony
                                                                                                          tidak segera jelas karena dalam tubuh/ internal keluarga ahli wari

            32                                                                                                                                                           33
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38