Page 28 - Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat (Hasil Penelitian Strategis PPPM STPN 2014)
P. 28

PPPM - STPN Yogyakarta              Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat

 melanjutkan pembelian kembali tanah-tanah partikelir, akan tetapi   c.  Tanah usaha ialah :
 sudah  menjadi  kewajiban  pemerintah  untuk  segera  mengelola   1.  Bagian-bagian  dari  tanah  partikelir  yang  dimaksud
 kepemilikan  dan  penguasaan  tanah  pertanian  yang  merupakan   dalam  Pasal  6  ayat  1  dari  Peraturan  tentang  Tanah-
 sumber mata pencarian bagi sebagian besar penduduk Indonesia.  tanah partikelir (S. 1912 – 422);
 Adanya lembaga tanah partikelir dengan hak-hak pertuanannya   2.  Bagian-bagian dari tanah partikelir yang menurut adat
 didalam wilayah Republik Indonesia, adalah bertentangan dengan   setempat  termasuk  tanah  desa  atau  diatas  mana
 azas  dasar  keadilan  sosial  yang  dijunjung  tinggi  oleh  masyarakat   penduduk  mempunyai  hak  yang  sifatnya  turun
 dan  negara.  Dengan  demikian  maka  dalam  rangka  menjaga   temurun.
 kebulatan kedaulatan dan kewibawaan Negara, demi kepentingan   d.  Tanah kongsi ialah :

 umum keberadaan tanah pertikelir harus dihapuskan dalam waktu   Bagian-bagian  dari  tanah  partikelir  yang  tidak  termasuk
 yang  sesingkat-singkatnya.  Sehingga  kemudian  lahirlah  Undang   tanah-usaha.
 Undang Nomor 1 tahun 1958 tentang Penghapusan Tanah Tanah
 Partikelir semua hak pertuanan atas tanah dihapuskan.  (2)  Tanah eigendom yang luasnya lebih dari 10 bouw yang menjadi
                   milik seseorang atau suatu badan hukum atau milik bersama
 (1)  Yang dimaksud dalam Undang-undang ini dengan :
                   dari beberapa orang atau beberapa badan hukum, diperlakukan
 a.  “Tanah  partikelir”,  ialah  tanah  “eigendom”  diatas  nama   sebagai tanah partikelir.

 pemiliknya   sebelum   Undang-undang   ini   berlaku      Sejak  mulai  berlakunya  undang-undang  ini  demi  ke-
 mempunyai hak-hak pertuanan;  pentingan umum hak-hak pemilik beserta hak-hak pertuanan-
 b.  Hak-hak pertuanan ialah :  nya atas semua tanah-tanah partikelir hapus dan tanah-tanah

 1.  Hak untuk mengangkat atau mengesahkan pemilihan   bekas tanah partikelir itu karena hukum seluruhnya serentak
 serta  memberhentikan  kepala-kepala  kampung  atau   menjadi tanah Negara. Tanah-tanah usaha tersebut pada Pasal
 desa  dan  kepala-kepala  umum  sebagai  yang  disebut   1  ayat  (1)  oleh  Menteri  Agraria  atau  pejabat  lain  yang
 dalam pasal 2 dan 3 dari S. 1880 – 150 dan pasal 41   ditunjuknya, diberikan kepada penduduk yang mempunyai hak
 sampai dengan 48 dari S.1912 – 422 ;  usaha  atas  tanah  itu  dengan  hak  milik,  kecuali  jika  hal  itu
 2.  Hak untuk menuntut kerja paksa atau memungut uang   menurut peraturan yang ada sekarang tidak mungkin. Dalam
 pengganti  kerja  paksa  dari  penduduk,  sebagai  yang   hal  yang  terakhir  oleh  Menteri  Agraria  diadakan  ketentuan-

 disebut dalam pasal 30, 31, 32, 34, 35 dan 37 S. 1912 –   ketentuan khusus.
 422 ;                 Tanah-tanah bekas partikelir yang akan dibagikan tersebut
 3.  Hak  mengadakan  pungutan-pungutan  baik  yang   adalah  tanah-tanah  bekas  tanah  partikelir  yang  merupakan
 berupa  uang  atau  hasil  tanah  dari  penduduk  sebagai   tanah  kongsi  yang  tidak  dikembalikan  kepada  pemiliknya
 yang disebut dalam pasal 16 sampai dengan 27 dan 29   sebagai ganti rugi yang berwujud tanah pertanian. Tanah bekas
 S. 1912 – 422 ;   tanah partikelir maupun bekas hak erfacht/guna usaha tersebut



 26                                                                           27
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33